RADARBANDUNG.id- Ketua TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Rosan P Roeslani menemui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri pada Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Rosan terlihat muncul di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, kedatangan Rosan sebatas mengucapkan selamat lebaran. Tidak ada misi tertentu.
“Pak Rosan juga datang untuk mengucapkan selamat Idul Fitri kepada Bu Megawati Soekarnoputri,” kata Hasto di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (10/4).
Hasto menuturkan, pesan selamat Idul Fitri dari Rosan telah disampaikan kepada Megawati. Presiden RI kelima itu juga telah mengetahui rencana kedatangan Rosan.
“Tadi hanya menyampaikan salam kepada Ibu Mega, karena kemarin juga pesan Mas Rosan akan hadir itu sudah disampaikan kepada Ibu,” jelasnya.
Menurut Hasto, rencana kedatangan Rosan bukan hal dadakan. Sebelumnya, sudah disampaikan kepada Megawati bahwa Rosan akan datang.
“Tadi pagi Ibu juga hubungi saya terkait rencana kehadiran pak Rosan. Ya beliau sebelumnya dalam jabatan publik sebagai Wamen BUMN dan sebelumnya sebagai Dubes RI di AS. Itu kami memang sering berkomunikasi,” pungkas Hasto.
Sementara itu, PDIP memastikan memiliki hubungan baik dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sehingga, Megawati Soekarnoputri sangat memungkin bertemu dengan Prabowo pasca Pilpres 2024 usai.
“Ibu Megawati ataupun PDI Perjuangan tidak pernah punya masalah pribadi apapun dengan Gerindra dan khususnya Ibu Mega dan Pak Prabowo. Hubungan pribadi antara kedua beliau itu sepanjang sejarah yang saya ketahui sangat baik hingga hari ini,” kata Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/4).
“Sehingga tidak tepat kalau dikatakan antara Bu Mega dan Pak Prabowo harus melakukan rekonsiliasi karena tidak ada perpecahan di antara beliau berdua. Yang terjadi sekadar kompetisi pemilu presiden yang itu sudah kita sepakati sebagai suatu sistem bernegara kita,” imbuhnya.
Basarah mengatakan, kontestasi Pemilu merupakan bagian dari demokrasi yang rutin digelar 5 tahun. Megawati dan Prabowo tidak pernah bermusuhan hanya karena pemilu berseberangan.
“Dalam konteks pribadi tak ada persoalan kapanpun mereka bertemu. Tapi dalam konteks kita bernegara, kita bersepakat bahwa UU Pemilu telah mengatur bahwa tahapan pemilu akan berakhir setelah MK memutus sengketa PHPU dalam hal ini sengketa PHPU hasil Pemilu Presiden setelah itu kemudian pelantikan presiden dan seterusnya. Saya kira mari kita tunggu momentum silaturahmi yang bersifat politik kenegaraan itu setelah PHPU di Mahkamah Konstitusi selesai,” jelasnya.