RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jawa Barat peringatkan masyarakat akan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang di wilayah Jawa Barat, termasuk Kota Bandung selama sepekan sejak Kamis (11/4) hingga Rabu (17/4) mendatang.
Hal itu disampaikan Kepala BMKG Stasiun Jawa Barat Rakhmat Prasetia yang menyebut kondisi cuaca tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti suhu di permukaan laut yang relatif hangat sampai tanggal yang disebutkan di atas.
“Gelombang Atmosfer tipe Kelvin dan Equatorial Rossby diprakirakan aktif di wilayah Jawa Barat pada pertengahan pekan; Siklon Tropis OLGA masih terpantau di Samudra Hindia barat daya di Sabu, NTT dengan kecepatan angin maksimum 40 knots (74 km/jam) dan tekanan udara minimum 998 hPa,” kata Rakhmat, ditulis Minggu (14/4).
Dia menyebutkan aktivitas siklon tersebut memengaruhi terjadinya belokan angin (shearline), perlambatan kecepatan angin (konvergensi), dan daerah pertemuan angin (konfluensi). Hal itu menyebabkan labilitas atmosfer di wilayah Kota Bandung, menjadi bervariasi pada kategori labil ringan hingga kuat.
“Berdasarkan prakiraan kondisi tersebut diprakirakan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Barat. Perlu dicatat potensi hujan ini pun akan disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat terjadi pada skala lokal dan durasi singkat,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya pun memberikan rekomendasi bagi masyarakat agar tetap berhati-hati akan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, pohon tumbang dan tanah longsor. Selain itu, ia pun meminta agar masyarakat bisa mewaspadai kondisi cuaca bila hendak bepergian pada siang atau sore hari.
“Waspadai kondisi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang pada sore hari. Kenaikan suhu cuaca atau pemanasan kuat ini biasa terjadi antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB yang ditandai oleh munculnya awan jenis Cumulonimbus,” pungkasnya. (rup)