RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Belajar secara otodidak, rd. Diny Sukmawaty ingin bisnis kue kering yang diberi nama D’Ferre Kies-nya bertahan lama dan buka cafe cookies sendiri.
“Saya memulai bisnis ini dari tahun 2000. Awalnya cuman bantu temen yang suplay kue kering kiloan ke beberapa pasar di Kota Bandung dan membantu ibu. Hingga resep dasar kue kering dimodifikasi, ada yang ditambah ada yang dikurangi,” ujar Diny.
Sekarang, setiap menjelang lebaran Diny membuka pesanan membuat kue kering khas lebaran. Setidaknya ada 15 jenis kue kering yang ditawarkan Diny kepada pelanggan setianya, dengan harga bervariasi, bergantung jenis kuenya.
Beberapa jenis diantaranya adalah kue keju spesial, keju wisman, keju palm, berbagai variasi kue nastar, kue legendaris lebaran seperti kue semprit hingga kue kering berbahan dasar Cornflakes dan choco crunch.
“Sebenarnya saya bisa bikin kue basah, yakin membuatnya lebih rumit dan harus lebih hati-hati,” jelasnya.
Diny berkisah, bisnis kue kering inilah yang awalnya membantu perekonomiannya. Hingga bisa bertahan hidup.
“Dulu, di awal-awal pernikahan, bisnis kue ini yang menopang perekonomian keluarga kecil kami. Sehingga ya sayang kalau sampai ditinggalkan,” ujar PNS di lingkungan Pemprov Jabar ini.
Seiring perkembangan zaman, Diny mengatakan, dirinya banyak menerima pesanan dari rekannya dan rekan suaminya. Menurut Diny, memang pelanggan setia ini yang sampai sekarang masih memesan kue keringnya menjelang lebaran.
“Ditambah dengan costumer baru, tapi memang pelanggan lama masih selalu pesan kue kering ini,” jelasnya.
Yang membuat Diny bisa mempertahankan langganannya adalah, karena Diny menjaga kualitas kuenya. Tidak menggunakan bahan sembarangan, sehingga rasanya tetap terjaga.
Untuk mensiasati kenaikan harga yang belakangan cukup terasa, Diny mengaku menaikkan harga produknya sedikit, namun rasa tertap dipertahankan.
“Ya saya memang menggunakan bahan premium. Agak mahal memang, tapi kan pelanggan puas. Dan sekarang mereka bisa tetap menjadi pelanggan setia saya,” tambahnya.
Baca Juga: Menyusuri Kawasan Wisata Pecinan Kya Kya Surabaya, UMKM Semakin Berkembang Berkat Dukungan BRI
Menurut pengalaman Diny, di setiap lebaran, kue yang menjadi favorit masih sama, paling yang berbeda hanya bentuk dan variasinya saja. Yang tetap mendapatkan peminat tinggi adalah, kua keju spesial, nastar keju, sekarang ditambah kue kering mede.
“Kami menggunakan kacang mede premium, bukan kiloan. Jadi rasanya memang enak,” tegasnya.
Dalam satu musim lebaran, Diny mengatakan hanya sanggup menyelesaikan sekitar 360 toples kue kering. Menurut Diny, dirinya memang membatasi pesanan, karena keluarga melarannya terlalu capek. Tahun ini ditambah 20 toples pesanan dari istri Pj Bupati Majalengka.
Baca Juga: Raihan Pajak Usaha Ekonomi Digital Capai Rp23,04 Triliun
“Saya kan sekarang masih kerja jadi PNS. Jadi tenaganya terkurang, waktunya juga terasa kurang. Mudah-mudahan kalau bisa pensiun dini, bisa lebih fokus bisnis,” terangnya.
Tuntutan zaman membuat Diny sekarang harus bisa membuat hampers sesuai dengan pesanan pelanggan.
“Jadi pelanggan bisa memsan kue untuk koleganya. Saya bisa membuat hampers,” tuturnya.
Baca Juga: Contoh dan Manfaat Adanya UKM serta UMKM untuk Perekonomian
Dibandingkan dengan hampers model dulu yang cenderung megah dan besar, Diny mengatakan, hampers jaman sekaranng lebih sederhana namun cantik dan manis.
Berbekal dari pengalamannya saat membantu kedua anaknya waktu SD membuat tugas prakarya, Diny mengaku, keahlian itu sangat membantunya sekarang.
“Waktu dulu kan biasa bantuin anak mengerjakan tugas prakarya, sekarang keterampilan itu terpakai,” pungkasnya.(mur)