News

Keberagaman dan Kekhasan Bangsa Indonesia jadi Kekuatan yang Harus Dibanggakan

Radar Bandung - 08/05/2024, 16:00 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Anggota MPR RI Ledia Hanifa Amaliah saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Arion Suites Hotel Sabtu (4/5)

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Anggota MPR RI Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan kepada anak muda agar bangga dengan keberagaman yang ada di Indonesia. Semua itu harus disikapi dengan baik dan dewasa saat menjalankan peran sebagai bagian dari bangsa.

Hal ini dikemukakan saat dirinya mengadakan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Arion Suites Hotel Sabtu (4/5) lalu. Ledia menjelaskan mengapa Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika perlu terus disampaikan pada masyarakat, termasuk anak-anak muda.

Menurut dia, keempat pilar MPR ini seringkali dipandang sebatas teori ketika kita berada di bangku sekolah. Padahal, implementasi keempat pilar MPR RI ini akan mendorong kita menjadi dewasa dalam hidup berbangsa dan bernegara.

“Saling menguatkan, tak mudah digoyahkan dan memiliki arahan untuk mengatasi problematika yang muncul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari.” Jelas dia.

Di hadapan hadirin yang datang dari berbagai kampus dan organisasi kepemudaan ini Ledia kemudian menjelaskan tantangan-tantangan yang kerap muncul dalam kehidupan berbangsa. Diantaranya kurangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan dan kemajemukan.

Ia menilai ada fenomena anak muda atau masyarakat takut berbeda. Bukan orang Sunda tapi tinggal di Jawa Barat, merasa asing. Atau, saat bertemu dengan pengguna handphone merk A, tapi kita tidak sama, jadi tidak nyaman.

“Bahkan yang cukup berat saat berbeda pilihan pilpres. Kayak jadi musuhan. Padahal perbedaan suku, agama, selera hingga pilihan politik adalah bagian dari kedewasaan kita hidup berbhineka tunggal ika. Semua itu menunjukkan keberagaman dan kekhasan masing-masing, sehingga yang perlu ditinggikan adalah saling menghormati,” ucap dia.

Ledia yang juga anggota Komisi X DPR RI ini kemudian juga menjelaskan salah satu tantangan eksternal kebangsaan berupa pengaruh globalisasi yang mengarah pada pertarungan ekonomi antar bangsa. Dia mencontohkan bagaimana China dan USA yang sedang berada dalam pertarungan dahsyat untuk menguasai pasar perdagangan dunia.

“dengan penduduk lebih dr 270 juta jiwa Indonesia adalah pasar besar yang menggiurkan untuk disasar negara-negara . Maka kita perlu membuat regulasi untuk melindungi dan menjaga keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata dia.

Salah satu contoh yang dikemukakan adalah tiktokshop yang sempat dipermasalahkan. Karena tanpa regulasi perdagangan yang jelas, banyak terjadi masuknya barang jualan dari luar Indonesia dengan dua implikasi; negara kita tidak mendapat pajak dan yang mendapat keuntungan justru UMKM negeri orang bukan UMKM dalam negeri.

Untuk itu Ledia mengajak anak muda untuk menjadi dewasa dalam berbangsa dengan melakukan perubahan mindset dan perilaku yang mendorong pada cinta bangsa dan tanah air.

“Keragaman dalam suku, agama, budaya, sumberdaya alam dan sumber daya manusia sesungguhnya adalah kekayaan. Sayangnya kita ini orang kaya yang suka lupa kalau kita ini kaya, malah kadang merasanya miskin aja, minder dan kadang tidak merasa bangga akan apa yang kita miliki,” pungkasnya. ***