News

Tidak Tempati Mina Jadid, Jemaah Indonesia Bisa Bermalam di Hotel

Radar Bandung - 07/06/2024, 10:14 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
Tidak Tempati Mina Jadid, Jemaah Indonesia Bisa Bermalam di Hotel
ILustrasi Jemaah haji. Jajaran pengurus PBNU menyampaikan hasil kajian fiqih perhajian, untuk merespon perkembangan pelayanan haji terbaru. Foto: Dokumentasi Media Center Haji

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Jajaran pengurus PBNU menyampaikan hasil kajian fiqih perhajian, untuk merespon perkembangan pelayanan haji terbaru.

Mulai dari aturan mabit di Muzdalifah, sampai dengan mabit di Mina. Untuk mabit di Mina misalnya, jemaah bisa tanazul atau bermalam di hotel.

Tanazul selama ini digunakan untuk pemulangan jemaah lebih awal dari rombongan kloternya.

Baca Juga : Dukung Tugas Jurnalistik, Kapolres Subang Resmikan Ruang Media Center

Jemaah yang mengikuti tanazul, biasanya yang mengalami kondisi khusus seperti sakit atau sejenisnya.

Mereka dipulangkan terlebih dahulu, sebelum kondisi kesehatannya semakin memburuk.

Namun untuk konteks Mina, tanazul adalah pulang ke hotel lebih awal.

Baca Juga : Alumni Akabri 94 Gelar Baksos dan Tanam Pohon Mangrove di Pesisir Pondok Bali Subang

Tetapi hanya sebatas untuk menginap saja. Jemaah tetap melempar jumrah di jamarat.

Katib Syuriah PBNU KH Syarmidi Husna menjelaskan jemaah yang bisa mabit di hotel, hanya berlaku untuk daerah tertentu saja.

’’Yaitu jemaah yang hotelnya berada di kawasan Raudhah dan Syisyah,’’ katanya.

Baca Juga : Komentar Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Kalah dari Irak

Pasalnya dua area tersebut sangat dengan dengan jamarat atau lokasi melontar jumrah.

Ketika memilih mabit di hotel, jemaah beserta pembimbingnya tinggal mengatur waktu saja.

Misalnya keluar dari hotel pada jam tertentu, yang memenuhi syarat untuk melaksanakan mabit sekaligus melontar jumrah di Mina.

Pada prinsipnya mabit itu berdiam diri dengan durasi waktu tertentu. Tidak harus menginap dari malam sampai pagi.

Selain itu dia juga menyampaikan otorita Arab Saudi sudah tidak menempatkan jemaah Indonesia di area Mina Jadid atau perluasan wilayah Mina.

Sehingga seluruh jemaah Indonesia berkumpul di Mina.

Ketika tidak diatur sedemikian rupa, dikhawatirkan malah terjadi penumpukan jemaah.

Kemudian untuk mabit di Muzdalifah, Syarmidi mengatakan otoritas Arab Saudi menggunakan skema murur. Yaitu jemaah tidak keluar bus ketika melewati Muzdalifah.

Aturan ini diperbolehkan, jika jemaah lewat di Muzdalifah sudah lewat tengah malam.

Dia menceritakan kondisi di Muzdalifah saat ini semakin sempit.

Karena sedang ada pembangunan toilet untuk jemaah.

’’Saat ini per orang hanya sektiar 0,4 meter saja. Jadi sangat sesak,’’ tuturnya. Adanya kebijakan murur tersebut, mengurangi kepadatan jemaah di Muzdalifah.

Pada kesempatan yang sama Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan jemaah tidak perlu memaksakan menjalankan ibadah dengan berat. Karena fiqih atau norma haji sangat luas dan banyak kemudahan.

’’Sehingga bisa membuat jemaah ringan dalam beribadah,’’ katanya.

Dia mencontohkan para proses wukuf di Arafah, bagi jemaah yang dalam perawatan disiapkan layanan safari wukuf.

Teknisnya jemaah dibawa dengan bus atau ambulan ke Arafah. Idealnya memang wukuf di Arafah berlangsung dari tergelincirnya matahari sampai dengan menjelang maghrib.

Tetapi untuk jemaah yang sakit dan mengikuti safari wukuf, yang penting sudah berada di Arafah ketika matahari tegelincir atau lewat tengah hari sudah cukup. (wan/jawa pos)

 

 


Terkait Internasional
477 Jemaah Lansia Indonesia Difasilitasi Safari Wukuf, Ibadah Haji Khusus Berjalan Lancar
Internasional
477 Jemaah Lansia Indonesia Difasilitasi Safari Wukuf, Ibadah Haji Khusus Berjalan Lancar

RADARBANDUNG.ID, MAKKAH – Pemerintah melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali menjalankan program Safari Wukuf Khusus Lansia untuk memfasilitasi jemaah haji Indonesia yang memiliki keterbatasan fisik, lanjut usia (lansia), atau risiko tinggi (risti). Total 477 jemaah haji Indonesia mengikuti program ini dan diberangkatkan ke Arafah dengan 15 armada bus. Selama pelaksanaan, jemaah haji Indonesia didampingi oleh 118 personel dari […]

Laksanakan Wukuf di Arafah, Jemaah Diminta Hemat Tenaga Selama Puncak Haji
Internasional
Laksanakan Wukuf di Arafah, Jemaah Diminta Hemat Tenaga Selama Puncak Haji

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Sesuai dengan keputusan pemerintah Arab Saudi, jemaah haji melaksanakan wukuf di Arafah pada Kamis (5/6/2025). Wukuf menjadi puncak ibadah haji. Kemudian diikuti prosesi penting haji, yaitu mabid di Muzdalifah dan melontar jumrah di Mina. Selama empat hari ke depan, jemaah diminta bisa menghemat tenaga. “Jemaah haji jangan terlalu capek. Jangan terlalu diforsir […]

Amirul Hajj Indonesia Siagakan 14 Ambulans dan 1.050 Nakes di Armuzna untuk Antisipasi Puncak Haji
Internasional
Amirul Hajj Indonesia Siagakan 14 Ambulans dan 1.050 Nakes di Armuzna untuk Antisipasi Puncak Haji

RADARBANDUNG.ID, MAKKAH – Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan menjadi tantangan serius dalam pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M, terutama menjelang fase puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Dengan jumlah jemaah haji Indonesia mencapai 221.000 orang, sebagian besar lansia dan berpenyakit penyerta (komorbid), jumlah petugas medis yang tersedia sangat timpang. “Jumlah dokter kita hanya sekitar […]

Travel Usul Sebagian Kuota Jemaah Haji Indonesia Dijual Seharga Furoda
Internasional
Travel Usul Sebagian Kuota Jemaah Haji Indonesia Dijual Seharga Furoda

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Belajar dari kasus tidak keluarnya visa haji furoda, travel keberangkatan haji memberi usul ke pemerintah. Yakni, menyisihkan sebagian kuota haji resmi Indonesia untuk dijual seharga paket haji furoda. Sehingga, ada kepastian jemaah berangkat. Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umroh & Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengaku prihatin. Tahun ini visa haji furoda tidak […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.