RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) yang digagas Nutrition International dan Save the Children mendorong dan membantu pemerintah dalam mengurangi angka stunting pada anak di Indonesia.
Di Indonesia, Nutrition International telah menjadi mitra utama pemerintah dalam upaya peningkatan kesehatan dan gizi bagi komunitas yang rentan sejak tahun 2006 dan mengembangkan serta melaksanakan intervensi gizi yang mendukung program-program prioritas terkait gizi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, Rencana Aksi Nasional Penurunan Stunting (RAN PASTI), dan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting (Stranas Stunting).
“Kami juga aktif dalam mempromosikan agenda global dari Gerakan Scaling Up Nutrition di Indonesia, dengan tujuan mendorong aksi dan investasi untuk meningkatkan gizi ibu dan anak,” ujar Direktur Nutrition International Indonesia, Herrio Hattu saat konferensi Pers di Kota Bandung, Selasa (11/6/2024).
Kata Herrio, Program BISA merupakan proyek terpadu yang berfokus pada intervensi gizi spesifik dan sensitif yang dilaksanakan di empat kabupaten di Indonesia yakni Sumedang dan Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat. Kemudian Kupang dan Timor Tengah Utara di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Program di keempat kabupaten terebut sudah dimulai sejak 2019 hingga 2024. BISA mencakup intervensi yang terbukti memberikan dampak besar selama 1.000 hari pertama kehidupan, dari masa kehamilan hingga anak mencapai usia dua tahun, serta masa remaja (10-19 tahun),” ujarnya.
Baca Juga: Masuk Akhir Pancaroba, Kota Bandung Diselimuti Kabut
Herio menyebut, melalui BISA Nutrition International telah memproduksi kartu kepatuhan TTD yang telah diadopsi secara luas oleh banyak sekolah dan Pukesmas di Bandung Barat dan Sumedang. Kartu ini membantu remaja putri untuk membentuk dan menjaga kebiasaan mengonsumsi TTD.
“Selain itu, ini juga berkontribusi pada perbaikan pelaporan konsumsi TD oleh guru kepada Pukesmas. Dampaknya, terjadi peningkatan signifikan sebesar 53 persen dalam pelaporan konsumsi TTD oleh Puskesmas di Bandung Barat ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemkot Bandung Terima Sertifikat Tanah Elektronik dari Kementerian ATR/BPN
Senior Program Officer Nutrition International Indonesia Handayani Wasti Sagala menambahkan, melalui Program BISA turut berperan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas kesehatan mengenai komoditas gizi dan layanan terkait gizi.
Ini membuat pesan tentang gizi lebih mudah dipahami oleh ibu-ibu yang mendapat konseling dari para petugas kesehatan yang mengikuti pelatihan BISA.
“Bersama Dinkes Jabar, BISA mengembangkan modul pelatihan tentang gizi ibu dan anak selama 1.000 hari pertama kehidupan, yang menekankan pentingnya suplementasi gizi mikro untuk mencegah cacat lahir,” terangnya.
“Bahkan dengan Dinkes Bandung Barat dan Sumedang, BISA meningkatkan kapabilitas tenaga kesehatan remaja tentang pendidikan kebersihan dan program perubahan perilaku, kesehatan reproduksi, gizi seimbang, dan pencegahan anemia,” sambungnya.