RADARBANDUNG.ID, KAB. BANDUNG BARAT – Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat (Jabar) mengeluarkan hasil uji lab terhadap sampel makanan penyebab keracunan makanan di dua Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat.

Ilustrasi keracunan makanan yang dialami warga Kabupaten Bandung Barat. Foto: JAWAPOS.COM. Sementara itu, foto atas, warga Kabupaten Bandung Barat yang mengalami keracunan makanan mendapat perawatan medis. Foto:Dok.Dinkes KBB
Seperti diketahui, sebanyak 42 warga Kampung Citeurup, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, dan warga Kampung Rancaeceng, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat mengalami keracunan.
Berdasarkan informasi, puluhan warga tersebut mengalami gejala gangguan kesehatan berupa mual, muntah, diare, dan pusing usai menyantap kupat tahu di Pasar Maroko Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat pada Jumat 19 Juli 2024 lalu.
Baca Juga :Enggak Pakai Ribet! Begini Cara Buat QRIS melalui Aplikasi BRImerchant
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan KBB, Deni Achmad mengatakan, berdasarkan hasil uji terhadap sampel makanan yang dikirim oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat Barat mengandung bakteri Bacillus cereus.
“Hasil laboratorium uji sampel makanan terhadap peristiwa keracunan di Saguling dan Cihampelas sudah keluar. Di sana ditemukan positif bakteri,” katanya.
Ia menambahkan, sebelumnya Dinkes KBB mengirimkan 5 sampel makanan ke laboratorium yang terdiri dari 2 sampel muntahan, satu sampel lontong, saru sampel kuah kupat, dan satu sampel tahu goreng.
Baca Juga :Peringati Kemerdekaan, PT Ohealty Karichi Elysian Gelar Lomba Foto Agustusan
“Berdasarkan uji kandungan mikrobiologi, selain bakteri Bacillus cereus salah satu sampel makanan tersebut positif Staphylococcus aureus,” tambahnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kedua bakteri tersebut bisa muncul di makanan karena sejumlah faktor.
Mulai dari kurang higienis dalam pengolahan, kandungan bahan baku yang digunakan, hingga terjadinya kontaminasi sehingga makanan basi.
Baca Juga :Aki Tolak Pengesahan RUU Pilkada di DPRD Jawa Barat Diwarnai Bakar Ban
“Memang ada dua bakteri yang ditemukan. Pertama Bacillus cereus itu ditemukan positif dari sampel kuah kupat, sedangkan bakteri Staphylococcus aureus itu diketahui dari sampel muntahan,” paparnya.
Ia menegaskan, pihaknya bakal memperketat pengawasan terhadap para pelaku usaha kuliner dan katering. Mereka akan diberi pembinaan tentang pengolahan makanan secara higienis.
“Untuk antisipasi kejadian serupa kita akan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap pelaksanaan pembuatan makanan untuk konsumsi jumlah besar ataupun kecil. Kami akan kolaborasi dengan berbagai stakeholder,” tandasnya. (kro)