News

Penyandang Thalassemia di Jabar Mencapai Ribuan, Pemerintah Gencarkan Deteksi Dini dan Edukasi

Radar Bandung - 10/09/2024, 15:41 WIB
OR
Oche Rahmat
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggencarkan deteksi dini dan edukasi mengenai thalassemia kepada masyarakat. Hal itu didasarkan pada angka penyandang penyakit tersebut masuk kategori tinggi.

Berdasarkan data Yayasan Talasemia Indonesia (YTI), total ada sekitar lima ribu penyandang thalassemia di Jabar. Angka itu diharapkan bisa ditekan secara signifikan. Salah satu caranya dengan penanganan lebih awal.

Ketua Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalassemia Indonesia (POPTI) Ruswandi mengatakan program deteksi thalassemia dilakukan secara rutin, salah satunya melalui kegiatan “Edukasi dan Deteksi Dini Thalassemia” di Balai Kota Bandung.

Ribuan peserta terdiri dari aparatur sipil negara, mahasiswa, hingga siswa SMA dan SMK ikut melakukan screening dan diedukasi soal pentingnya pencegahan thalassemia melalui deteksi dini.

POPTI menggandeng beberapa pihak untuk berkolaborasi dalam kegiatan tersebut. Yakni, Thalassemia Research Center STFI Bandung, Yayasan Thalassemia Indonesia (YTI) dan Dinas Kesehatan Kota Bandung.

“Kami berharap masyarakat semakin paham bahwa thalassemia adalah penyakit genetik yang dapat dicegah jika kita melakukan deteksi dini. Ini pun komitmen untuk bersama-sama mewujudkan visi zero thalassemi.,” ujar Ruswandi, Selasa (10/9).

Program deteksi dini ini penting dilaksanakan secara rutin agar dapat terus berkembang dan berkelanjutan. Sebab, kata dia, di Jabar ada sekitar lima ribu penyandang thalassemia. Dari jumlah tersebut, 1.391 diantaranya berada dari Kota Bandung.

“Thalassemia bukan penyakit menular, tapi penyakit genetik yang bisa dicegah melalui kesadaran dan edukasi. Kami berharap masyarakat bisa lebih paham dan mendukung upaya pencegahan ini,” katanya.

Baca Juga : Pemprov Jabar Tergetkan 100 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir 2024

Baca Juga : Penyandang Disabilitas di Cimahi Rawan Diintervensi Hak Pilihnya dalam Pilkada 2024

Ketua STFI, Adang Firmansyah mengatakan, kegiatan deteksi dini dan edukasi tentang thalasemia ini harus menjadi perhatian semua pihak.

“Talasemia ini belum banyak yang terskrining, ini bisa jadi gunung es sebetulnya karena yang ketahuan baru sedikit. Bahkan orang banyak yang tidak tahu, penderitaan hanya 12-20 ribu tapi habiskan BPJS Rp600 miliar, satu orang bisa habiskan Rp400 juta untuk transfusi darah,” ujar Adang.

Kegiatan screening thalasemia yang digelar STFI ini, kata dia, diharapkan dapat terus dilakukan di wilayah lain di Kota Bandung.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian dalam sambutannya, menyampaikan bahwa pencegahan thalassemia adalah prioritas penting bagi kesehatan masyarakat Bandung.

“Kami berkomitmen untuk terus memperluas program deteksi dini ini sehingga angka penderita thalassemia dapat ditekan, tidak hanya di Bandung tetapi di seluruh Indonesia,” ujar Anhar.

(dbs)