RADARBANDUNG.ID, DAYEUHKOLOT- Desa Citeureup Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung sempat dihebohkan video pembagian bantuan paket makanan.
Video pembagian bantuan paket makanan itu diunggah di akun Instagram @memomedsos. Yang membuat kehebohan warganet, video pembagian paket makanan itu ternyata cuma untuk dokumentasi saja.
Unggahan video tersebut memperlihatkan seorang ibu yang baru saja menerima paket makanan dari kader PKK berfoto sambil memegang bingkisan telur. Tapi ketika telurnya akan dimasukkan ke dalam bingkisan, kader PPK justru memintanya untuk dikembalikan.
Baca juga : 4.244 Paket Sembako Dibagikan Pemkot Bandung untuk Warga Kurang Mampu
Paket telur itu urung jadi diberikan kepada ibu-ibu. Mereka cuma membawa pulang paket makanan yang sudah diberikan. Peristiwanya diketahui berlangsung di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung pada Kamis (3/10).
Lantaran sudah menuai kegaduhan, pengunggah rekaman video pembagian bantuan paket makanan yang viral di Desa Citeureup itu pun akhirnya membuat klarifikasi.
Pengunggah rekaman video tersebut merupakan pasangan suami istri (pasutri) Oki dan Intan. Pasutri ini memang ikut menjadi penerima manfaat.
Menurut Intan, video tersebut direkam oleh suaminya yang saat kejadian ikut menerima penyaluran bantuan gizi tersebut.
“Tujuan posting, karena saya kan baru melahirkan juga terus nggak ada kegiatan apa-apa karena jaga anak, karena anaknya tidur suka iseng-iseng aja gitu kan main HP,” papar Intan.
Baca juga : BPBD KBB Distribusikan Bantuan bagi Korban Gempa di Kabupaten Bandung
Intan mengakui salah menerima informasi berkaitan dengan penyaluran bantuan gizi tersebut. Intan sendiri sudah menerima bantauan di penyaluran tahap pertama Agustus lalu. Sepekan berselang setelah penyaluran, Intan kembali menerima bantuan telur dari pemerintah.
“Setelah itu selang seminggu memang dikasih telur lagi, saya kira paketan yang bulan Agustus keluarnya dua, ternyata yang bulan Agustus selang seminggu itu seharusnya ada di bulan Oktober,” jelasnya.
“Nah, yang bulan Oktober dikiranya nggak ada telur, ternyata yang bulan Agustus harusnya Oktober,” sambungnya. Intan pun baru mengetahui jika telur yang diterimanya seminggu setelah bantuan pertama itu adalah bagian untuk tahap kedua. Diketahui, penyaluran telur tahap kedua didahulukan karena dikhawatirkan membusuk.
“Kesalahpahaman karena saya pikir satu paket itu barengan gitu, ternyata ini telurnya didahulukan,” ucapnya. Dia pun memohon maaf karena unggahan videonya itu membuat gaduh masyarakat. (jpnn)