RADARBANDUNG.ID, SOREANG- Guna mencegah bencana alam banjir di Kabupaten Bandung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan pemasangan alat peringatan dini banjir atau Automatic Water Level Recorder (AWLR) di enam titik sungai yang strategis.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama, langkah ini diambil untuk memastikan pemantauan debit air sungai dapat dilakukan secara real-time, terutama selama musim hujan.
“Pemasangan AWLR dilakukan di beberapa titik penting, termasuk di Sungai Citarum Kampung Wanir Desa Maruyung Kecamatan Pacet dan Sungai Cikaro Kampung Lebakgede Desa Cibeet Kecamatan Ibun,” ujar dia, Jumat (11/10).
Baca juga : BPJS Kesehatan Cabang Cimahi Peduli Bencana Alam Tanah Longsor dan Banjir Bandang
Selain itu, Automatic Water Level Recorder juga dipasang di Sungai Cisunggalah Kampung Pabeyan Desa Cipaku Kecamatan Paseh, Sungai Cimalabar Kampung Citarim Desa Ciapus Kecamatan Banjaran.
“Lalu Sungai Cikeruh Sasak Besi Kampung Rancanumpang Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang, serta Sungai Cijalupang Blok P12 Gading Tutuka 2 Desa Ciluncat Kecamatan Cangkuang,” paparnya.
Dengan Automatic Water Level Recorder ini, BPBD dapat memantau ketinggian air sungai dan merespons lebih cepat jika debit air mendekati batas kritis. Hal ini sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan oleh banjir.
“Pemantauan akan diintensifkan saat hujan deras berlangsung, debit air di sungai-sungai tersebut dapat meningkat dengan cepat, sehingga pemantauan real-time sangat diperlukan untuk menentukan langkah-langkah evakuasi atau tindakan darurat lainnya,” terang Uka.
Baca juga : Gerak Cepat YBM PLN Salurkan Bantuan Korban Banjir Longsor di Cipongkor Bandung Barat
BPBD juga tidak bekerja sendirian, lanjut dia, dalam mengantisipasi bencana ini, mereka berkolaborasi dengan masyarakat dan para relawan setempat untuk memantau kondisi di lapangan. Melalui sinergi ini, BPBD dapat memperoleh informasi lebih cepat dan mengambil tindakan yang diperlukan dengan lebih efektif.
“Selain pemasangan alat peringatan dini, BPBD juga telah melibatkan para narahubung di setiap desa dan kecamatan untuk membantu dalam pemantauan dan pelaporan kondisi di daerah rawan banjir. Para narahubung ini bertugas memantau keadaan di daerah masing-masing dan segera melaporkannya kepada BPBD jika terdapat tanda-tanda bahaya,” ungkapnya.
Uka juga mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai agar lebih waspada, terutama saat hujan deras dengan durasi yang lama.
“Kami meminta warga untuk segera melakukan evakuasi mandiri jika debit air sungai meningkat dengan cepat, untuk menghindari terjadinya korban jiwa,” tuturnya.
Sebagai bagian dari kesiapsiagaan, masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan informasi cuaca dari pihak berwenang, terutama saat ada peringatan terkait potensi banjir.
“Jika masyarakat menghadapi situasi darurat atau melihat tanda-tanda ancaman banjir, mereka diimbau untuk segera menghubungi Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD di nomor +62 851-6290-1129,” pungkasnya. (kus)