RADARBANDUNG.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat memberikan perhatian serius terhadap warganya yang terinfeksi HIV/AIDS.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat, estimasi epidemi HIV/Aids sejak 2020 sampai 2024 mencapai 585 orang.
Kabid Pencegahan dan Penularan penyakit ( P2P) Dinkes KBB, Nurul Rashihan menjelaskan, kasus HIV/AIDS di Kabupaten Bandung Barat setiap tahun mengalami peningkatan.
“Periode tahun 2020 sampai Agustus 2024 Orang Dalam HIV ( ODHIV) ditemukan 585 orang dan untuk periode Januari sampai Agustus 2024,” katanya.
Ia menambahkan, sebanyak 130 orang warga Kabupaten Bandung Barat tercatat sebagai Orang Dalam HIV ( ODHIV) baru.
“Untuk ODHIV meninggal dari di wilayah Kabupaten Bandung Barat periode 2020 sampai Agustus 2024 tercatat sebanyak 46 orang,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, penanganan orang yang terpapar HIV adalah proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek, baik medis, psikologis, maupun sosial.
“Beberapa langkah umum dalam penanganan orang dengan HIV diantaranya melakukan Diagnosis dan konseling, pengobatan antiretroviral ( ARV), dukungan Psikologis,dukungan sosial, Pencegahan penularan,” katanya.
Masih kata dia, Dinas kesehatan kabupaten Bandung Barat melalui puskesmas lakukan penanganan HIV dengan Melacak dan mendata serta melaporkan orang orang yang diduga mengidap HIV.
“Dari semua yang terpapar HIV sudah tertangani dan dan sudah.terdaftar, penanganan yang pertama kepada pasien untuk mau di obati, jadi yang sedang pengobatan itu sekitar 300 karena kesadaran dan yang 200 masih menunggu untuk diobati,” katanya.
Ia menyebut, Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh Virus ini dapat ditularkan melalui beberapa cara.
“Virus HIV bisa dapat ditularkan melalui hubungan seksual , Cairan Tubuh: HIV dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI dari orang yang terinfeksi HIV,” katanya.
“Karena cara penularannya HIV itu beda, kita ngobrol juga tidak akan tertular atau bersentuhan kulit juga tidak akan menular, bahkan berbagi gelas minum juga tidak akan menular, Jadi semua biasa biasa saja, itu yang masyarakat yang kurang paham,” katanya.
Lebih jauh ia mengatakan, penanganan terhadap orang yang terinfeksi virus HIV tidak perlu melakukan isolasi. Namun pihaknya melakukan pendampingan warga yang terinfeksi.
“Untuk mendekatkan layanan, penyediaan atau obat untuk itu kita lakukan pendampingan oleh orang orang yang sesama menderita HIV, untuk memberikan semangat, karena orang yang terdiagnosa HIV akan mudah Stres” tuturnya.
Untuk menghindari dan meningkatnya masyarakat yang terpapar HIV , Dinas kesehatan kabupaten Bandung melakukan beberapa program dimana program tersebut sasarannya Populasi Kunci, Populasi Khusus,Populasi Rentan.
“Populasi Kunci adalah kelompok masyarakat yang perilakunya beresiko tertular dan menularkan HIV dan IMS yang meliputi PSK, pengguna NAPZA Suntik, Waria dan hubungan sesama jenis laki dan laki.” katanya.
Ia menegaskan, sejumlah strategi penanganan kasus HIV/AIDS tersebut dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat agar tidak terus mengalami peningkatan.
“Adapun Strategi nya adalah pertama Melakukan skrining deteksi dini HIV pada kelompok beresiko ,Pengembangan layanan perawatan dukungan dan pengobatan HIV, Melakukan Tracing ODHIV baru ditemukan belum akses ARV dan ODHIV Lost to Follow Up,” katanya.
“Kami pun bekerjasama dengan LSM penjangkau lapangan, pendamping sebaya, kelompok dukungan sebaya, kader/masyarakat untuk melakukan penjangkauan kelompok beresiko (populasi kunci) untuk tes HIV, pendampingan psikososial terhadap ODHIV untuk tetap akses ARV, Memantau keberhasilan pengobatan melalui pemeriksaan Viral load,” tandasnya. (KRO)