RADARBANDUNG.id- Calon Bupati Bandung nomor urut 2, Dadang Supriatna mendatangi Gedung Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bandung. Di sana, Ia mengenang awal perjuangan dan ingin mengulang kemenangan di Pilkada tahun 2020 lalu.
Agendanya ke Gedung PCNU di Jl. Laswi Kecamatan Ciparay, untuk bersilaturahmi dengan ustadz dan ustadzah yang tergabung dalam Forum Bela DS Kecamatan Ciparay, Kamis (17/10).
Di depan pengurus PCNU, Dadang mengenang perbincangan dengan almarhum Asep Jamaludin yang saat itu menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU.
“Saya ditanya beliau alasan atau niatan maksud mencalonkan diri jadi Bupati Bandung,” ucap Dadang Supriatna.
Dadang menjawab salah satu alasan mengapa maju di Pilkada Bandung 2020 lalu karena ingin memuliakan para ulama. Saat dinyatakan menang kontestasi, Dadang menggulirkan program insentif guru ngaji. Pemerintah Kabupaten Bandung menggelontorkan anggaran sebesar Rp109 miliar per tahun untuk insentif bagi para guru ngaji se-Kabupaten Bandung.
Program tersebut mengantarkan Kabupaten Bandung menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang memberikan insentif bagi 18 ribuan guru ngaji dengan anggaran yang juga terbesar di Indonesia.
“Ini murni, original hasil pemikiran saya program insentif guru ngaji itu. Ada asbabun nuzul-nya (latar belakang) dan bukan ide dari pihak lain yang mengklaim,” tandas Kang DS.
Gagasan program insentif guru ngaji ini lahir didasarkan pada pengalaman Kang DS saat ia menjadi Kepala Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang. Ketika itu, ada seorang ustadz di desanya yang mengajar ngaji, suatu ketika jatuh sakit dan tidak bisa berobat ke rumah sakit karena tidak punya uang.
Iamengantar ustadz ke RSHS untuk mendapat perawatan intensif. Namun setelah sembuh ustadz tersebut tidak bisa pulang karena tidak bisa membayar biaya perawatan rumah sakit.
“Saat itu saya bayar semua biaya pengobatannya dan alhamdulillah ustadz tersebut bisa pulang. Kala itu sambil nyetir mobil, saya bergumam, andai saja suatu saat saya bisa jadi Bupati Bandung, bukan satu Tegalluar saja, tapi saya ingin jamin kesejahteraan para ustadz se-Kabupaten Bandung,” ungkap dia.
“Jadi dari situ ketika tahun 2020 saya ditakdirkan jadi Bupati, saya wujudkan keinginan saya yang ingin memuliakan para ulama. Alhamdulillah bisa tercapai,” dia menambahkan.
Mendengar penjelasan itu, almarhum Asep Jamaludin langsung mendukung untuk maju sebagai calon Bupati Bandung di Pilkada 2020, meski belum punya partai yang mengusung.
Dengan bantuan PCNU, Dadang bisa mendapat dukungan PKB, yang saat itu masih diketuai Cucun Ahmad Syamsurijal. Ia pun diusung mitra koalisi yang diisi Nasdem, Demokrat, dan PKS. Ia memenagkan kontestasi.
Setelah dilantik, Dadang Supriatna merealisasikan janji politiknya dengan menggelontorkan anggaran Rp109 miliar per tahun untuk program insentif guru ngaji, memberikan fasilitas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Di kontestasi politik tahun ini, salah satu program yang akan dibuat jika menang, ia berjanji menambah manfaat BPJS Ketenagakerjaan yaitu dengan menambah Jaminan Hari Tua. (dbs)