News

Peredaran Anggur Shine Muscat Asal Tiongkok Mengandung Zat Berbahaya Bikin Heboh Dunia , DKPP Bandung Barat Lakukan Hal Ini

Radar Bandung - 30/10/2024, 15:47 WIB
HH
Hendra Hidayat
Tim Redaksi
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian KBB, Lukmanul Hakim. Foto Hendra Hidayat/Radar Bandung

RADARBANDUNG.id- Thailand melaporkan temuan zat berbahaya pada anggur Shine Muscat yang merupakan impor dari Tiongkok. Bahkan membuat sejumlah negara dibuat khawatir dengan keamanan konsumsi buah tersebut. 

Menyikapi hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KBB) langsung melakukan tes terhadap anggur yang ada di pasaran.

Kepala DKPP KBB, Lukmanul Hakim mengatakan, pihaknya langsung turun ke lapangan untuk memastikan kualitas buah anggur yang ada di pasaran aman dikonsumsi warga.

“Kebetulan hari ini kami sudah cek lokasi, diantaranya tiga ritel yakni Lotte Mart tidak ada stok (kosong), lalu Yogya Junction. Lalu kami juga mengambil sampel di Pasar Tagog Padalarang dan kaki lima,” katanya saat ditemui, Rabu (30/10/2024).

Ia menambahkan, dalam kesempatan tersebut pihaknya langsung melakukan tes terhadap sampel buah yang diambil seluruhnya menunjukkan hasil negatif.

Setelah dilakukan pengujian ternyata di semua yang kita ambil sampel tersebut tidak mengandung petisida jadi negatif. Di semua lokasi toko ritel besar dan pasar lalu kaki lima ternyata negatif residu petisida,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, DKPP sebagai Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) langsung melakukan pengecekan ke lapangan untuk memastikan pangan yang dikonsumsi masyarakat aman.

“Itu merupakan amanat dari undang-undang 18 tahun 2012 tentang pangan kemudian ditindaklanjuti Perpres 66 tahun 2021,” katanya.

“Makanan yang kita awasi termasuk diregitrasikan adalah pangan segar asal tumbuhan. Adapun pangan segar hewan itu hanya ayam saja yang dijamin keamanannya,” imbuhnya.

Ia mengimbau, masyarakat untuk mengecek terlebih dahulu buah-buahan yang hendak dikonsumsi dan hendaknya selalu menjaga kebersihan buah sebelum dikonsumsi.

“Jadi kepada masyarakat diimbau sebelum melakukam pembelian harus meneliti label yang ada pada produk buah itu. Kemudian cuci sebelum dikonsumsi,” tandasnya. (KRO)