RADARBANDUNG.id- Belasan ton ikan petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mati. Fenomena tersebut terjadi diduga cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini.
Peternak KJA asal Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Zenal Abidin (46) menjelaskanmenjelaskan, fenomena mati massal ikan milik petani KJA di waduk Saguling tersebut terjadi sejak satu pekan terakhir.
“Kematian ikan mulai terjadi sejak 5 hari lalu. Tapi paling banyak hari ini, dari seluruh petani di blok Ugrem angka kematian capai 15 ton. Itu belum jumlah kematian hari-hari sebelumnya serta blok perairan lainnya,” katanya, Minggu (3/11/2024).
Ia menambahkan, para petani ikan di kawasan waduk Saguling terpaksa memanen ikan sebelum waktunya. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi kerugian yang lebih besar akibat kondisi seperti saat ini.
“Dari pada rugi besar mending dijual dengan harga murah. Jadi kalau normal ikan mas Rp22-25 ribu per kilogram, kalau kondisi seperti ini bisa dijual Rp15-7 ribu,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, peristiwa kematian ternak ikan KJA Saguling merupakan fenomena alam tahunan yang terjadi akibat perubahan cuaca dari musim panas ke musim hujan.
“Sejak beberapa tahun terakhir, kondisi peralihan musim memang tidak bisa diprediksi sehingga para petani tidak tahu kapan peristiwa kematian ikan terjadi,” katanya.
“Kalau dulu biasanya September dan Oktober sudah pasti hujan. Sekarang bulan November saja, masih ada panas. Kesulitan prediksi peralihan musim ini yang mengakibatkan petani KJA tak bisa menentukan kapan waktu tebar benih yang tepat untuk mencegah kematian massal,” imbuhnya.
Sementara itu, Pengelola Kesehatan Ikan dan Lingkungan pada Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispernakan) Bandung Barat, Iip Kusyaman mengatakan, kematian mendadak ikan ini merupakan fenomena tahunan yang disebut dengan fenomena Up-Welling yakni peristiwa di mana terjadi perpindahan masa air Waduk dari dasar ke atas permukaan.
“Kematian massal ikan ini fenomena tahunan akibat upweling air, sekarang masuk masa peralihan musim. Kita masih melakukan koordinasi dengan PPL dan para peternak untuk mendata blok perairan mana saja yang terdampak serta berapa jumlah ikan yang mati,” tandasnya. (KRO)