News

Penghujung 2024, UPI Tambah Delapan Orang Guru Besar

Radar Bandung - 14/11/2024, 06:30 WIB
AR Hidayat
AR Hidayat
Tim Redaksi
Penghujung 2024, UPI Tambah Delapan Orang Guru Besar

RADARBABDUNG.id, BANDUNG – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengukuhkan delapan guru besar baru.

Pengukuhan delapan guru besar tersebut dilakukan Rektor UPI, Prof Solehuddin di Gedung Ahmad Sanusi UPI, Jalan Dr. Setiabudhi, Kota Bandung, Selasa (12/11/2024).

Prof Solehuddin mengatakan, dengan pengukuhan delapan guru besar tersebut menjadi tambahan jumlah guru besar di UPI menjadi 13 persen.

“Pengukuhan ini menambah capaian universitas untuk memenuhi target kuantitas Guru Besar yakni mendekati ideal yaitu 15 persen dari jumlah total dosen di UPI,” ujar Prof Solehuddin.

Baca Juga: Perbaikan Jalan Penghubung Cicalengka-Cikancung di Kabupaten Bandung Mangkrak, Beberapa Titik Belum Tuntas, Jalanan Macet

Prof Solehuddin mengungkapkan, UPI terus berupaya untuk memfasilitasi para dosen untuk menjadi Guru Besar dengan berbagai kebijakan dan program sebab tidak semua dosen punya kesempatan untuk menjadi guru besar.

“Tidak semua dosen bisa menjadi guru besar, ada yang terhambat pensiun, dan lainnya sebelum berhasil menyelesaikan capaian tersebut. Sehingga kita harus bersyukur dengan amanah ini,” jelas Rektor.

Disisi lain, sambung Prof Solehuddin, universitas juga terus menyiapkan. Beragam program dan strategi untuk para dosen untuk mendukung dan mendorong untuk menjadi guru besar sesuai dengan kemampuan dibidang keilmuan masing-masing.

Baca Juga: Pansus 7 DPRD Kota Bandung Bahas Raperda Tentang Lingkungan Hidup, Aan Andi Purnama: Pemerintah Diminta Segera Lakukan Aksi Nyata

“UPI telah menyiapkan strategi-strategi yang bisa memungkinkan dosen bisa membuktikan dirinya dalam bidang akademik secara maksimal khususnya di Idang riset,” terangnya.

Menurutnya, guru besar harus terus melanjutkan kegiatan penelitian setelah memperoleh gelar guru besar. Para profesor di UPI tidak menjadikan posisi guru besar sebagai puncak karier, melainkan motivasi untuk terus menghasilkan penelitian berkualitas.

“Setelah menjadi guru besar, tantangannya adalah tetap melanjutkan karya-karya di bidang masing-masing. Saya berharap mereka yakin dan bersemangat untuk terus meneliti, tidak menjadikan gelar itu sebagai posisi akhir, ucapnya.

Kata dia, bidang riset perlu mendapatkan perhatian lebih, terutama di bidang sosial, meskipun riset di bidang sains, kedokteran, dan teknologi di UPI cukup menonjol, bidang sosial membutuhkan dukungan khusus agar kontribusinya dapat setara.

“Kita berharap bidang sosial mendapat dukungan lebih, sehingga bisa berkontribusi besar dalam pengembangan riset,” terangnya.

Selain itu, Prof Solehuddin menegaskan, UPI mendorong agar setiap Guru Besar bisa melakukan hilirisasi riset. Seperti diketahui, kebanyakan riset di Indonesia belum maksimal dikembangkan dan hanya berakhir menjadi di perpustakaan atau dipublikasikan di jurnal ilmiah.

“Belum banyak riset yang berujung pada industri maupun pengambilan kebijakan, padahal hal ini juga berkaitan dengan harapan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Prof Solehuddin mengatakan hal ini masih menjadi tantangan bagi para Guru Besar yang harus bisa dilakukan,” imbuhnya.

Prof Solehuddin menambahkan, ada beberapa bidang yang cukup menonjol dari UPI yakni Sains, Kedokteran, dan Teknologi. Sementara salah satu bidang yang masih perlu didorong pada hilirisasi riset yaitu bidang Sosial.

“Bidang sosial masih perlu dukungan khusus, barangkali supaya mereka juga sama-sama memberikan kontribusi yang besar dalam bidang riset itu. Bagaimana untuk sampai kepada hilirisasi, sampai pada produk-produk yang memberikan manfaat kepada masyarakat,” pungkasnya.

Berikut delapan guru besar UPI yang baru dikukuhkan, Prof. Dr. Yadi Ruyadi, M.Si.
(Guru Besar Bidang Ilmu  Pendidikan Karakter Pancasila pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FPIPS UPI). Prof. Dr. Ridwan Effendi, M.Ed. (Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan pada FPIPS UPI). Prof. Dr. Ahmad Yani, M.Si.
(Guru Besar Bidang Ilmu Kurikulum dan Pembelajaran Geografi pada FPIPS UPI).
Prof. Dr. Edi Suresman, M.Ag. (Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan pada FPIPS UPI).

Kemudian, Prof. Dr. Siti Nurbayani Kusumaningsih, S.Pd., M.Si. (Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Penyimpangan pada FPIPS UPI). Prof. Dr. Yudi Hendrayana, M.Kes. AIFO (Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Jasmani dalam Pengembangan Literasi Fisik pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI. Prof. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd (Guru Besar Bidang Ilmu Kepelatihan Olahraga Bola Voli pada FPOK UPI). Prof. dr. Hamidie Ronald Daniel Ray, M.Pd., Ph.D. (Guru Besar Bidang Ilmu Fisiologi Olahraga Terapan pada FPOK UPI). (*)

 


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.