News

Diseminasi Kolaboratif HIMATEK-ITB dan PASPI Ulas Kelapa Sawit Indonesia Sebagai Minyak Nabati Nomor Satu Dunia

Radar Bandung - 02/12/2024, 11:45 WIB
AR Hidayat
AR Hidayat
Tim Redaksi
Diseminasi Kolaboratif HIMATEK-ITB dan PASPI Ulas Kelapa Sawit Indonesia Sebagai Minyak Nabati Nomor Satu Dunia

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Palm Oil Agribusines Strategic Polict Institute (PASPI) dan Badan pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) baru saja mengunjungi Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) ITB, Fakultas Teknologi Industri untuk melakukan seminar bedan dan diseminasi buku, Mitos Vs Fakta: Inndustri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial edisi keempat yang dilaksanakan di Auditorium SBM ITB, Sabtu (30/5).

Acara ini bertujuan membedah fakta mengenai kelapa sawit dan potensinya sebagai minyak nabati terbaik di dunia melalui berbagai sudut pandang ahli dengan mengundang tiga dosen ITB dari program studi berbeda, yaitu Teknik Kimia, Ilmu dan Teknologi Hayati, dan Farmasi ITB.

“Melalui seminar ini, harapannya adalah pemahaman mengenai kelapa sawit bisa dipahami dan dikembangkan oleh rekan-rekan mahasiswa yang memegang peran penting dalam pengembangan kelapa sawit,” jelas Dr. Ir. Tungkot Sipayung, Direktur Eksekutif PASPI.

Prof. Ir. Sanggono Adisasmito mewakili kaprodi Teknik Kimia ITB mengatakan bahwa buku Mitos Vs Fakta ini mengungkap sejarah apa adanya mengenai kelapa sawit, detil melalui kurva dan data.

“Biarlah angka yang berbicara,” lanjutnya.

Anwar Sadat, Staf Senior Divisi UKMK BPDPKS mengatakan bahwa kelapa sawit menyumbang 24% minyak nabati dunia, dan Indonesia memproduksi 60% jumlah kebutuhan sawit dunia.

“Indonesia ini memang produsen minyak sawit terbesar dunia dan merupakan raja minyak nabati,” lanjutnya.

Berdasarkan data tahun 2023, jumlah penerimaan APBN dari kelapa sawit menyumbang 3,5% APBN total, spesifiknya sebanyak 88 T rupiah. Nilai ini lebih besar dibanding APBD Jabar, bahkan DKI Jakarta.

Dikatakan bahwa 42% dari Perkebunan sawit dimiliki oleh petani swadaya. Fakta ini menunjukkan bahwa sawit adalah usaha kerakyatan yang meningkatkan ekonomi rakyat, bukan konglomerasi.

Anwar Sadat meneruskan bahwa terdapat tantangan yang menghadang perkembangan industri sawit, yaitu persepsi dan stigma negatif yang diberikan negara di luar mengenai kelapa sawit.

Melalui upaya PASPI yang tidak hentinya dalam memberikan fakta mengenai kelapa sawit, stigma negatif menurun sehingga masyarakat mulai paham produk yang biasa mereka gunakan merupakan produk turunan kelapa sawit.

Kunjungan PASPI ke ITB menjadi kesan menyenangkan bagi Direktur Eksekutif PASPI, Tungkot Sipayung karena alumni Teknik Kimia ITB yang selalu memberikan warna baru kepada industri kelapa sawit Indonesia.

“Pemakaian sawit ini memang sangat luas, dan ini merupakan dosa anak-anak Teknik kimia yang menyebabkan begitu banyak produk dihasilkan dari sawit,” jelasnya.

Beliau mengatakan bahwa sawit terklasifikasi sebagai komoditas yang dapat menguasai Masyarakat, negara, bahkan negara karena mengontrol pangan, energi, dan ekonomi.
Memberi pandangan dari sudut hilirisasi, Dr. Ir. Rasendra mengatakan bahwa industry sawit membuat kita seperti CLBK atau cinta lama bersemi kembali.

Limbang TKS sawit sangat bisa digunakan sebagai biomassa untuk bahan bakar, sama seperti orang zaman dahulu menggunakan kayu sebagai bahan bakar.

Produk biodiesel merupakan biofuel yang dapat diproduksi dari sawit.

“Untuk saat ini memang lebih mahal, tapi saya optimis pengembangan bisa dilakukan,” tegas Rasendra.

Dari sudut pandang ilmu farmasi, Prof. Dr. Elfahmi mengatakan bahwa sawit bisa menjadi pendukung bahan baku farmasi yang sangat penting.

“20 tahun lalu professor saya bilang kalua bahan baku farmasi hamper 100% berasal dari luar, dan saat ini narasinya tidak berubah banyak sepertinya,” ujarnya.

Ada potensi produksi vitamin A dan E yang berasal dari kelapa sawit yang saat ini banyak dikerjakan oleh rekan-rekan farmasi. Bahkan, industri farmasi akan sangat diuntungkan dengan hilirisasi yang tepat.

Pentingnya kelapa sawit bagi industry masa depan tentunya memerlukan ekspansi dan intensifikasi. Dr. Elham dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB mengatakan bahwa penting untuk memerhatikan dampak jangka panjang ekspansi sawit.

“Deforestasi akibat ekspansi sawit akan menyebabkan dampapk buruh untuk lahan,” ujarnya.

Dr. Elham mengatakan bahwa dukungan penuh perlu dimiliki industry sawit, tetapi sebisa mungkin ekspansi harus ditekan dan fokus terhadap intensifikasi.

“Jika memang harus ekspansi, lahan gabut harus dihilangkan dari opsi dan fokus ke lahan terbengkalai,” tegasnya.

Menutup sesi seminar, Dr. Ir. Tungkot Sipayung bersyukur atas seluruh masukan dan pendapat yang tentunya akan dipelajari.

“Harapannya kita bisa bekerja sama dan menjadikan sawit sebagai senjata utama kita, karena inilah yang kita punya,” pungkasnya.(*)

 


Terkait Kota Bandung
Bandung Bangkitkan Ekonomi Kreatif Lewat Konser, Permudah Perizinan dan Kurangi Pajak
Kota Bandung
Bandung Bangkitkan Ekonomi Kreatif Lewat Konser, Permudah Perizinan dan Kurangi Pajak

Upaya menghidupkan kembali denyut ekonomi berbasis seni dan hiburan. Pemkot bersama Polrestabes Bandung telah menyepakati penyederhanaan prosedur perizinan konser, selama seluruh aspek teknis dan keamanan terpenuhi.

MUI Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung Distribusikan Program Ta’awun dan Takaful
Kota Bandung
MUI Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung Distribusikan Program Ta’awun dan Takaful

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – MUI Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung menggelar acara pendistribusian program Ta’awun dan Takaful. Acara pendistribusian program Ta’awun dan Takaful yang digelar MUI Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung tersebut dilaksanakan di Gedung MUI Kecamatan Cibeunying Kidul. Ketua MUI Kecamatan Cibeunying Kidul, Dr. Koko Adya Winata SIP. M.PD, mengatakan, ada tiga masjid yang […]

Dai Muda Bandung Barat Lolos Standarisasi MUI, Siap Dakwah ke Dunia Internasional
Kota Bandung
Dai Muda Bandung Barat Lolos Standarisasi MUI, Siap Dakwah ke Dunia Internasional

Dua misi utama dalam standarisasi dai ini, yakni taswiyatul afkar atau menyamakan persepsi antar-dai dan tansiqul harakah atau mengharmonisasi gerakan dakwah. Harapannya, para dai tidak menjadi kepanjangan tangan pemerintah, melainkan khadimul ummah (pelayan umat) dan shadiqul hukumah (mitra kritis pemerintah).

Bandung Terancam Gempa Besar, Warga Diminta Siaga Total
Kota Bandung
Bandung Terancam Gempa Besar, Warga Diminta Siaga Total

Total ada 30 kecamatan yang berisiko mengalami dampak langsung jika gempa besar terjadi. Warga yang tinggal di wilayah tersebut diminta meningkatkan kewaspadaan dan mulai menerapkan langkah-langkah mitigasi sejak sekarang.

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.