RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Dinamika atmosfer yang tidak biasa akan meramaikan langit Bandung-Jawa Barat dalam sepekan ini.

Ilustrasi langit Bandung. Dinamika atmosfer yang tidak biasa akan meramaikan langit Bandung-Jawa Barat dalam sepekan ini. Foto-foto: Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu menjelaskan bahwa masyarakat perlu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang membawa hujan deras, angin kencang, hingga kilat menyambar.
Fenomena cuaca Bandung ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor global, regional, dan lokal yang bekerja secara simultan, menciptakan kondisi atmosfer yang rawan.
Baca Juga : Kuasa Hukum Tergugat Dalam Kasus Ini Merasa Keberatan atas Vonis PN Bandung: akan Ajukan Banding
“Penting bagi masyarakat untuk memahami potensi risiko yang ada, mengambil langkah mitigasi yang diperlukan, dan tetap siaga menghadapi tantangan cuaca,” ujarnya, Jl. Cemara, Bandung, Selasa, (7/1/2025).
Menurut Teguh Rahayu, terdapat beberapa faktor utama yang menjadi penyebab kondisi cuaca ekstrem di Jawa Barat, Suhu Muka Laut Hangat, suhu muka laut yang relatif hangat di sebagian perairan Indonesia meningkatkan penguapan air dan mendukung terbentuknya awan hujan.
Fenomena La Nina Lemah, meskipun La Nina yang terjadi saat ini tergolong lemah, dampaknya tetap signifikan, yakni meningkatkan curah hujan di wilayah tropis seperti Indonesia.
Baca Juga : Eksistensi Jajanan Tradisional Khas Bandung di Era Gempuran Jajanan Modern, Ini Faktanya
Ia menjelaskan, pola sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatera dan selatan Pulau Jawa menciptakan area konvergensi serta belokan angin (shearline), yang memperbesar potensi hujan lebat dan angin kencang.
Aktivitas gelombang atmosfer, seperti Low-Frequency Wave dan Gelombang Kelvin, turut memperparah dinamika atmosfer yang memengaruhi Jawa Barat.
Kondisi atmosfer lokal yang bervariasi dari ringan hingga kuat mendukung proses pembentukan awan konvektif di sebagian wilayah.
Teguh mengungkapkan, berdasarkan analisis BMKG, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Barat, disertai potensi hujan lebat, kilat, dan angin kencang dengan durasi singkat pada skala lokal.
Berikut adalah rincian prakiraan cuaca untuk beberapa hari ke depan, Selasa, 7 Januari 2025, potensi hujan merata di wilayah Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Bandung, Tasikmalaya, hingga Cirebon. Rabu, 8 Januari 2025, cuaca serupa diperkirakan terjadi di wilayah-wilayah yang sama, dengan potensi hujan lebat di daerah selatan seperti Garut dan Sukabumi.
Hujan fokus di wilayah Selatan Jabar
Sementara itu ia pun melanjutkan, bahwa hujan terfokus di wilayah selatan, seperti Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis, dan Sukabumi, diperkirakan akan turun pada Kamis, 9 Januari 2025. Selanjutnya hujan mulai meluas kembali di Jumat, 10 Januari 2025 ke berbagai wilayah, termasuk Depok, Bekasi, Karawang, hingga Cirebon, sedangkan Sabtu dan Minggu, 11–12 Januari 2025, cuaca ekstrem meliputi sebagian besar wilayah Jawa Barat, mulai dari dataran tinggi hingga dataran rendah.
Ia mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap beberapa risiko yang dapat timbul akibat cuaca ekstrem.
Masyarakat disarankan untuk berlindung di tempat tertutup, menghindari pohon tinggi, tiang listrik, dan area terbuka selama terjadi petir.
Periksa kondisi lingkungan
Periksa kondisi lingkungan sekitar, terutama pohon besar, reklame, atau benda lain yang berisiko tumbang.
Wilayah bertopografi curam, seperti Garut dan Sukabumi, harus waspada terhadap longsor akibat hujan berintensitas sedang hingga tinggi yang berlangsung berhari-hari.
Daerah dataran rendah seperti Karawang dan Bekasi perlu mengantisipasi potensi banjir dan genangan.
Pentingnya langkah mitigasi
Teguh Rahayu menegaskan pentingnya langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak cuaca ekstrem.
BMKG telah memberikan peringatan dini kepada instansi terkait, termasuk BPBD, untuk meningkatkan kesiagaan. Pemerintah daerah diminta memperkuat koordinasi dengan pihak terkait, menyiapkan posko siaga banjir, dan memperhatikan infrastruktur vital, seperti jalan raya dan jembatan.
Masyarakat diharapkan memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG dan segera mengambil tindakan preventif, seperti membersihkan saluran air, mengamankan barang berharga, dan mempersiapkan diri untuk evakuasi jika diperlukan.
Meski tantangan cuaca ekstrem cukup besar, Teguh Rahayu optimistis bahwa Jawa Barat mampu melewati kondisi ini dengan baik.
Tetap waspada
“Kita hanya perlu mempersiapkan diri dan tetap waspada. Alam sering kali memberi tanda, dan tugas kita adalah merespons dengan bijak,” ungkapnya.
Dalam menghadapi langit gelap yang telah menghampiri, warga serta masyarakat Bandung-Jawa Barat diajak untuk tetap tenang, saling membantu, dan bersama-sama menghadapi tantangan ini.
Dengan langkah-langkah yang tepat, ancaman cuaca ekstrem bukan hanya dapat dilalui, tetapi juga menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya hidup selaras dengan alam.(cr1)