RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Cuaca di wilayah Jawa Barat pada pekan terakhir menunjukkan peningkatan aktivitas hujan akibat berbagai faktor atmosfer. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, dalam keterangannya di Jl. Cemara, Rabu, (15/1/2025), mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama adalah anomali suhu muka laut yang hangat di beberapa perairan Indonesia, serta adanya bibit siklon tropis 97 S di selatan Jawa Barat dan sirkulasi siklonik di barat laut Sumatera.

Foto-Foto. Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung
Rahayu menjelaskan, kondisi atmosfer yang labil dengan kategori sedang hingga kuat telah mendukung pembentukan awan konvektif yang memicu hujan lebat hingga ekstrem di beberapa wilayah, Garut, Tasikmalaya, Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon. Dalam sepekan terakhir, curah hujan ekstrem tercatat di beberapa wilayah tersebut, yang berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologis, seperti banjir dan tanah longsor.
Rahayu memaparkan bahwa, BMKG memprediksi potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Jawa Barat, sementara hujan lebat hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi secara lokal, Kamis, 16 Januari, Bogor, Sukabumi, Bandung Barat, Indramayu, Cirebon, Kuningan. Jumat, 17 Januari, Bandung, Cimahi, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran. Sabtu, 18 Januari hingga Rabu, 22 Januari, hampir seluruh wilayah Jawa Barat, termasuk Majalengka, Subang, Sumedang, Banjar, dan Purwakarta.
Rahayu menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang akibat hujan lebat dan angin kencang. Hindari cuaca ekstrem dengan mengenali awan cumulonimbus yang menjulang tinggi dan gelap. Lindungi diri dari petir dengan menghindari tempat terbuka, pohon tinggi, dan tiang listrik. Waspada di daerah rawan longsor selama hujan berlangsung beberapa hari berturut-turut, serta mewaspadai genangan di dataran rendah dan sekitar sungai.
“Masyarakat diminta untuk terus memantau informasi terkini dari BMKG dan mempersiapkan langkah mitigasi untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem. Dukungan semua pihak sangat diperlukan untuk mengantisipasi potensi bencana,” tutupnya.(cr1)