RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Provinsi Jawa Barat segera memasuki babak baru dalam pemerintahan pelantikan Gubernur ke-18 yang telah dijadwalkan pada 6 Februari 2025. Pelantikan ini tidak hanya menjadi momentum strategis, tetapi juga tonggak penting akselerasi pembangunan di provinsi berpenduduk terbesar di Indonesia.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menegaskan persiapan telah dilakukan secara matang, termasuk melalui rapat pimpinan (rapim) pertama bersama Gubernur terpilih. “Kami telah melakukan berbagai penyesuaian, termasuk pada postur APBD, agar akselerasi pembangunan dapat berjalan lebih cepat,” ujar Bey, Rabu (22/1/2025).
Bey menegaskan salah satu fokus utama rencana pembangunan perbaikan infrastruktur jalan. Bey menyoroti perbedaan signifikan antara kondisi jalan di Jawa Tengah yang mulus dengan jalan di Jawa Barat yang bergelombang.
Baca juga:Lantik Pejabat Baru, Bey Beri Arahan Soal Sampah dan Pangan
“Ini menjadi perhatian khusus. Perbaikan jalan akan menjadi prioritas utama agar masyarakat dapat langsung merasakan dampaknya,” tegasnya.
Gubernur terpilih, Dedi Mulyadi, yang memperoleh dukungan politik sebesar 62,22 persen suara, menegaskan pentingnya realisasi janji kampanye. Fokus utamanya mencakup layanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pasokan listrik, air bersih, dan perumahan murah.
“Saya berkomitmen untuk memastikan seluruh anak Jawa Barat, terutama di tingkat SMA, dapat mengakses pendidikan yang layak. Selain itu, layanan kesehatan harus tersebar merata di seluruh daerah. Tidak boleh ada lagi antrean panjang untuk operasi di RS Hasan Sadikin. Setiap rumah sakit harus memiliki fasilitas yang sama,” jelas Dedi.
Dedi menargetkan perbaikan untuk insfrastruktur seluruh jalan provinsi hingga 100 persen dalam dua tahun (2025-2026). Anggaran Rp2 triliun telah dialokasikan menyelesaikan masalah jalan rusak, termasuk penataan marka jalan, penerangan jalan umum (PJU), trotoar, dan drainase.
Baca juga: Bey Machmudin Dorong Desa Jadi Sumber Utama Ketahanan Pangan
“Jalan di Jawa Barat harus ditata ulang sesuai dengan fungsinya, baik untuk daerah pertanian, industri, maupun jalur umum lainnya. Ini akan menjadi langkah strategis meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat,” tambahnya.
Dedi memaparkan rencana integrasi transportasi darat dan tol, termasuk pengembangan jalur Padalarang-Lembang untuk meningkatkan aksesibilitas antarwilayah. Upaya pemerintah melibatkan penasihat bidang transportasi, Ignasius Jonan dan penasihat bidang kelautan, Susi Pudjiastuti, mengingat potensi maritim Jawa Barat yang besar.
Dedi menambahkan perhatian khusus masalah pasokan listrik dan air bersih, sebanyak 140 ribu rumah tangga yang belum memiliki akses listrik akan menjadi prioritas penyelesaian, sementara layanan air bersih akan dijamin untuk masyarakat tidak mampu.
Dedi menyoroti langkah tegas terhadap aktivitas penambangan ilegal yang selama ini merugikan lingkungan dan masyarakat. Aktivitas tersebut telah ditutup aparat kepolisian dan Satpol PP. Ke depan, tim khusus dibentuk untuk menentukan langkah hukum lebih lanjut, baik pidana umum maupun pidana khusus.
“Kami juga akan mengoptimalkan pendapatan dari pajak kendaraan bermotor untuk pembangunan jalan dan fasilitas publik lainnya. Kami berharap masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari setiap kebijakan yang diambil,” ujar Dedi.
Gubernur terpilih, Dedi Mulyadi menargetkan akselerasi pembangunan yang lebih inklusif dan transparan. “Seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) diminta untuk terbuka kepada masyarakat mengenai alokasi anggaran dan program yang akan dijalankan. Ini penting memastikan kepercayaan publik terhadap pemerintah,” tegasnya.
Dedi berharap berbagai langkah strategis, Jawa Barat optimis akan menjadi provinsi yang lebih maju, infrastruktur yang memadai, layanan publik yang optimal, dan kesejahteraan masyarakat yang meningkat.(cr1)