RADARBANDUNG.id- Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung Barat membeberkan sejumlah pekerjaan yang belum selesai pada proyek pembangunan gedung DPRD KBB.
Kepala DPUTR KBB, Mochamad Ridwan mengatakan, setidaknya ada empat item pekerjaan untuk melanjutkan pembangunan gedung baru DPRD KBB yang didanai APBD sebesar Rp10,5 miliar.
“Pekerjaan pembangunan infrastruktur sumber air bersih, pemasangan pagar dan pos satpam, pembangunan area parkir dan pemasangan palisade gedung DPRD KBB akan segera dikerjakan,” katanya.
Ia menambahkan, anggaran sebesar Rp10,5 miliar telah disiapkan untuk pembangunan fisik agar gedung baru DPRD KBB tersebut bisa ditempati tahun ini.
“Pertama, untuk sumber air bersih. Jadi kita akan menyambung dari pipa milk Perumda Tirta Wibawa Mukti yang posisinya berada seberang jalan gedung baru ini,” katanya.
“Kita harus izin dulu ke provinsi. Kita sudah pernah melakukan pengeboran termasuk memasang sibel, cuma kontur tanahnya tidak memungkinkan untuk penggunaan sibel karena harus dibor sedalam 100 meteran,” sambungnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk sementara pihaknya bakal menggunakan air dari Perumda sekaligus melakukan kajian. Termasuk, memperbaharui rencana untuk menambah debit air.
“Mungkin, nanti kita akan lakukan penyambungan ke sumber air permukaan yang ada di atas. Tapi sementara bisa dari situ (Perumda) dengan debit yang dimaksimalkan dan kita akan tampung di reservoir yang di bawah dan tentunya kalau untuk didistribusikan,” katanya.
Ia menegaskan, untuk distribusi air ke gedung baru DPRD KBB ini sudah siap, mulai dari reservoir, instalasi pipa hingga pompa pendorong.
“Kita tinggal menyambungkan air dari Perumda masuk ke ground tank dan baru kita distribusikan ke tiap-tiap ruangan yang ada di gedung dewannya,” katanya.
Lebih jauh dari itu, hal yang paling harus diperhitungkan di sini adalah jumlah debit air dari Perumda itu sendiri. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan kajian langsung dengan yang bersangkutan.
“Nanti dengan tim sekalian akan pelaksanaan kita akan mengkaji ke Perumda, nanti berapa debit per detik yang bisa terdistribusikan,” katanya.
Ia menegaskan, untuk memulai pengerjaan infrastruktur sumber air ini pihaknya menunggu pengadaan konsultan supervisi lantaran harus satu kesatuan dan harus diawasi oleh supervisi.
“Ada pelaksanaan, ada pekerjaan masa sih tidak ada pengawasan. Bisa saja oleh kami, tapi kami terkendala keterbatasan tenaga dan waktu. Makanya kami konsultasikan karena anggarannya ada supervisi,” katanya.
Ia menyebut, pihaknya bakal segera berkoordinasi dengan pimpinan agar pekerjaan pembangunan gedung baru bisa secepatnya dilaksanakan.
“Kalau dengan Perumda sudah ada pembicaraan awal mereka siap. Tapi untuk kelanjutannya terkait dengan penghitungan debit dan lainnya secara teknis kita akan komunikasikan kembali,” katanya.
Selanjutnya, pihaknya bakal memasang pagar dan membangun pos satpam. Ketiga, membangun area parkir dan terakhir memasang palisade agar air tidak masuk ke ruangan.
“Jadi anggaran Rp10,5 miliar itu sudah mencakup empat pekerjaan, yakni air, pagar, parkir dan palisade,” tandasnya. (KRO)