RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kini semakin mantap. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan status sebagai lembaga berubah menjadi Kementerian. Namanya Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, disingkat menjadi Kemendukbangga.
Dengan adanya perubahan ini, BKKBN Jawa Barat diharapkan dapat lebih memaksimalkan upaya pencegahan stunting.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Dedi Ahmad Rosyandi saat berdiskusi dengan para Jurnalis dan Ikatan Penulis Keluarga Berencana Jawa Barat (IPKB) di Cafe Tilu Kitchen Jl. RE Martadinata, Kota Bandung pada Selasa (18/4) sore.
Menurut Dedi, ada sekitar 1.665.674 keluarga di Jawa Barat yang berisiko stunting. Hal ini dikarenakan masih banyak keluarga yang pra sejahtera sampai belum memiliki jamban.
Dia menyampaikan ada beberapa program BKKBN yang sangat strategis, yaitu:
1. Teman Asuh Anak (Tamasya). Program ini berkolaborasi antara pemerintah dengan swasta, ormas/LSM.
2. Menyediakan pengasuh tersertifikasi, psikolog anak dan dokter spesialis anak untuk laporan tumbuh kembang anak setiap bulannya.
3. Gerakan orangtua asuh cegah stunting kolaborasi kader Posyandu, influencer, parenting, psikolog anak dan dokter spesialis anak, LSM, Pemda menargetkan 1 juta anak.
4. Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Gerakan ini mengoptimalisasi kapasitas penduduk remaja dan dewasa dalam mengoptimalkam peran ayah atas fenomena father less, konseling pra nikah, menikah akan dan saat memiliki anak 4. AI_ superapps tentang keluarga, merupakan konsultasi problematika dalam keluarga, layanan A-Z kesejahteraan keluarga/ pendataan keluarga Indonesia.
5. Lansia berdaya. Program ini menyediakan homecare berbasis komunitas untuk orangtua yang tidak mendapatkan perawatan oleh anak. Bantuan untuk lansia setiap perawatan gratis di Puskesmas dan RSUD tanpa rujukan, memberdayakan lansia sesuai kapasitas/ pekerjaan yang sesuai. (*/sol)
Live Update
- Gerakan Strategis BKKBN untuk Bangsa 5 bulan yang lalu