RADARBANDUNG.ID, SOREANG – Pemerintah Kabupaten Bandung optimistis pengelolaan sampah di wilayahnya akan cepat teratasi dengan teknologi Jaleuleu Bedas, bagian dari program Bandung Bedas Green Techno.
Jika umumnya pembakaran sampah berkontribusi terhadap polusi udara, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengaku, Jaleuleu Bedas justru mampu menghasilkan oksigen dengan kadar hingga 20,9 persen, setara dengan udara segar di kawasan pegunungan.
“Teknologi ini tidak hanya menghilangkan sampah tanpa meninggalkan residu berbahaya, tetapi juga membantu meningkatkan kadar oksigen di udara,” ujar Dadang, Selasa (18/3).
Jaleuleu Bedas bukan sekadar alat penghancur sampah biasa. Dengan sistem pembakaran khusus, teknologi ini tidak menghasilkan emisi beracun, menjadikannya solusi pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan dibandingkan metode konvensional.
Keunggulan utama mesin ini adalah kemampuannya menghasilkan oksigen murni hingga 20,8 persen, sebuah inovasi yang belum ditemukan pada teknologi pengolahan sampah lainnya.
“Selain ramah lingkungan, teknologi ini juga berkontribusi dalam menjaga keseimbangan atmosfer dan meningkatkan kualitas udara,” tambahnya.
Jika metode seperti incinerator dan pirolisis masih berpotensi melepaskan zat beracun seperti dioksin dan furan, Jaleuleu Bedas menggunakan pembakaran bersuhu tinggi, antara 1.200 hingga 1.500°C, yang mencegah terbentuknya gas beracun dan partikel berbahaya.
“Dengan teknologi ini, sampah dapat terurai sempurna tanpa mencemari lingkungan atau membahayakan kesehatan masyarakat,” jelas Dadang.
Mesin ini juga sangat efisien, dengan tingkat penghancuran sampah mencapai 99 persen, sementara sisa residunya hanya 0,5 hingga 1 persen dan masih bisa dimanfaatkan kembali.
“Jika teknologi ini diterapkan secara luas, masalah sampah di tempat pembuangan seperti Sarimukti dan Bantargebang bisa segera diatasi dengan lebih efektif,” pungkasnya. (kus)
Live Update
- Pemkab Bandung Optimistis Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan lewat Program Jaleuleu Bedas 3 bulan yang lalu