RADARBANDUNG.ID, SOREANG – Masjid Salman Rasidi yang terletak di Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, hadir dengan desain arsitektur yang tidak biasa. Tidak jauh dari Kantor Pemda Bandung dan Gerbang Tol Soreang-Pasirkoja (Tol Soroja), masjid ini menjadi sorotan karena bentuknya yang menyerupai lumbung padi, berbeda dari masjid kebanyakan yang umumnya memiliki kubah.
Bentuk lumbung padi yang diadopsi dalam arsitektur masjid ini memiliki nilai filosofis yang erat dengan kehidupan masyarakat sekitar, yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Ketua Harian DKM Masjid Salman Rasidi, Andri Mulyadi, menjelaskan bahwa desain ini tidak hanya unik dari segi estetika, tetapi juga memiliki makna mendalam.
“Sebagian besar warga di sini adalah petani padi. Konsep lumbung padi mengajarkan prinsip hidup hemat, mandiri, dan keseimbangan dalam menjaga alam. Kami ingin masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” ungkapnya, Jumat (21/3).
Masjid ini mulai dibangun pada 20 Mei 2019 dan selesai dalam waktu kurang lebih satu tahun. Peresmiannya berlangsung pada 9 April 2020, dan hanya berselang beberapa hari, tepatnya 19 April 2020, sudah digunakan untuk salat Jumat pertama.
Secara arsitektur, masjid ini didominasi oleh warna abu-abu dengan fasad kaca besar yang memberikan kesan modern sekaligus memungkinkan pencahayaan alami masuk ke dalam bangunan.
“Kami mengusung konsep ramah lingkungan dengan memaksimalkan ventilasi alami dan memanfaatkan pencahayaan dari kaca besar. Dengan cara ini, sirkulasi udara tetap baik tanpa harus terlalu bergantung pada sistem pendingin ruangan, sehingga jamaah dapat beribadah dengan lebih nyaman,” jelas Andri.
Bangunan utama masjid memiliki ukuran 15 x 15 meter, sementara area pelatarannya mencapai 19 x 20 meter. Kapasitas masjid ini mampu menampung sekitar 400 jamaah, termasuk di area bawah yang digunakan saat jumlah jamaah meningkat.
Fasilitas di masjid ini juga cukup memadai, mulai dari area parkir yang luas, sistem pendingin udara yang ditempatkan secara strategis untuk menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik, hingga tersedianya air minum gratis bagi jamaah.
Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Salman Rasidi juga aktif menyelenggarakan berbagai program keagamaan. Selain shalat lima waktu dan kajian Islam, fokus utama masjid ini adalah menjangkau generasi muda dengan berbagai kegiatan inspiratif dan edukatif.
“Kami ingin menjadikan masjid sebagai tempat yang lebih dekat dengan anak muda. Oleh karena itu, kami menyelenggarakan berbagai kajian dan kegiatan yang dirancang khusus untuk remaja dan pemuda,” kata Andri.
Saat bulan Ramadan, masjid ini semakin ramai dengan kegiatan seperti tadarus Al-Qur’an, salat tarawih, serta program berbagi buka puasa.
“Setiap hari kami menyediakan nasi dan takjil gratis bagi jamaah. Alhamdulillah, dukungan dari para donatur memungkinkan kegiatan ini berjalan secara berkelanjutan,” tambahnya.
Masjid Salman Rasidi memiliki keterkaitan dengan Masjid Salman ITB, yang lebih dulu dikenal luas di Kota Bandung. Namun, perbedaannya terletak pada segmen jamaah yang dilayani. Masjid Salman ITB lebih berorientasi pada mahasiswa dan akademisi, sementara Masjid Salman Rasidi lebih fokus melayani masyarakat umum.
Ke depan, masjid ini juga berencana mengembangkan program khusus yang berfokus pada pasien rumah sakit di sekitar wilayah masjid.
“Kami ingin menghadirkan layanan ruqyah bagi pasien, agar mereka mendapatkan ketenangan spiritual selain pemulihan fisik,” tutup Andri. (kus)
Live Update
- Menilik Masjid Salman Rasidi yang Mengusung Desain Lumbung Padi nan Unik 1 bulan yang lalu