News

AS Minta Delegasi RI Susun Proposal Penawaran Dagang, Negosiasi Tarif Trump, Indonesia Siap Seimbangkan Defisit

Radar Bandung - 21/04/2025, 07:43 WIB
AM
Azam Munawar
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.ID, WASHINGTON – Negosiasi dagang antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) masih berlangsung.

AS Minta Delegasi RI Susun Proposal Penawaran Dagang, Negosiasi Tarif Trump, Indonesia Siap Seimbangkan Defisit

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump umumkan tarif impor baru ke berbagai negara. Foto: Dok. Reuters/Carlos Barria. Sementara foto atas, Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian saat bertemu dengan Jamieson Greer Ambassador dari United States Trade Representative (USTR) guna melanjutkan progres negosiasi tarif resiprokal AS di Washington D.C, Kamis (17/4/2025). Foto: Kemenko Perekonomian

Delegasi Indonesia yang dipimpin Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah bertemu dengan jajaran pimpinan United States Trade Representative (USTR).

Negosiasi Indonesia selanjutnya dengan United States Secretary of Commerce Howard Lutnick.

Sebelum Indonesia, ada beberapa negara lain seperti Jepang dan Argentina yang bertemu dan melakukan negosiasi mengenai tarif impor AS tersebut.

Indonesia termasuk salah satu dari sedikit negara yang langsung diterima oleh pemerintah AS.

Presiden AS Donald Trump telah menugaskan Secretary Lutnick, Ambassador Greer (USTR), dan Scott Bessent (Secretary of Treasury) sebagai Pejabat AS yang bertanggung jawab dan menangani kebijakan tarif perdagangan AS.

Department of Commerce (DoC) merupakan kementerian di AS yang bertanggung jawab atas pertumbuhan ekonomi dan urusan perdagangan.

Tugas DoC, antara lain, meningkatkan perdagangan internasional dan membantu bisnis AS bersaing di pasar global, serta mempromosikan perdagangan yang adil.

Dalam konteks tarif AS, DoC yang merumuskan kebijakan besar mengenai tarif (bagian dari kebijakan perdagangan internasional AS).

Sedangkan pelaksanaan teknis negosiasi tarif menjadi tugas dari USTR.

Airlangga mengapresiasi pemerintah AS yang menyambut baik pertemuan dengan delegasi RI.

’’Menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,’’ ujar Airlangga.

Indonesia menyampaikan penawaran konkret untuk meningkatkan pembelian dan impor dari AS untuk menyeimbangkan defisit perdagangan. Antara lain, pembelian produk energi (crude oil, elpiji, dan gasoline) serta peningkatan impor produk pertanian dari AS (soybeans, soybeans meal dan wheat) yang memang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi di Indonesia.

’’Kami juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk kerja sama di bidang critical minerals, dukungan investasi AS dan juga komitmen untuk menyelesaikan permasalahan Non-Tariff Barrier (NTB) yang menjadi concern pengusaha AS di Indonesia,’’ imbuh Airlangga.

Secretary Lutnick menilai tawaran Indonesia sangat konkret dan menguntungkan kedua negara. Kondisi itu berbeda dengan beberapa negara lain yang juga baru saja mengajukan proposal, dan belum diterima oleh pihak AS.

Lutnick juga sependapat dengan rencana target negosiasi yang akan diselesaikan dalam 60 hari ke depan. Dia juga menyarankan agar delegasi RI langsung menyusun jadwal pembahasan teknis secara detail dengan pihak DoC dan USTR.

’’Kami mengapresiasi langkah konkret Indonesia untuk melakukan negosiasi tarif. Ke depan, AS dan Indonesia akan terus melanjutkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan,’’ jelas Lutnick.

Negosiasi AS-Tiongkok Jadi Penentu

Pelaku pasar global tengah mencermati dinamika negosiasi dagang Amerika  Serikat (AS) dengan sejumlah mitra strategisnya. Terutama dengan Tiongkok. Potensi pembicaraan lanjutan kedua negara itu memberi angin segar bagi pasar keuangan dunia.

“Indikasi kemajuan negosiasi dagang plus potensi pembicaraan AS dengan Tiongkok menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan,” kata analis pasar modal Hans Kwee kepada Jawa Pos, Senin (20/4/2025).

Selain negosiasi dagang, arah kebijakan bank sentral utama menjadi variabel penting dalam pembentukan sentimen pasar.

The Federal Reserve (The Fed) tampaknya bakal menahan diri untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Namun, ketidakpastian meningkat setelah muncul kabar bahwa Trump ingin mengganti Jerome Powell dari kursi Gubernur bank sentral AS itu.

“Ini akan merusak kepercayaan di pasar AS,” imbuh dosen Magister Fakultas Ekonomi Bisnis Unika Atma Jaya itu.

Di Eropa, lanjut dia, European Central Bank (ECB) telah menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis point (bps) menjadi 2,25 persen.

Keputusan tersebut untuk mendukung pemulihan ekonomi kawasan yang saat ini tengah menghadapi tekanan akibat kebijakan tarif AS.

Meski demikian, optimisme dari pernyataan Presiden Trump dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni memberikan sedikit harapan.

Hanya saja kunci utama tetap pada arah kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok. “Kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok akan mengurangi penurunan prospek pertumbuhan ekonomi dunia,” ujar Co-Founder PasaRDana itu.

Hans menilai, harga emas masih menarik, tapi waspada terhadap koreksi jangka pendek. Harga emas global masih berada dalam tren naik akibat meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.

Namun, terdapat potensi koreksi pasca kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

“Harga emas akan sangat tergantung kesepakatan dagang antara AS dengan mitra dagangnya, khususnya Tiongkok. Hal ini akan sangat memengaruhi ketidakpastian ekonomi global dan indeks dolar AS (USD),” beber Hans.

Dari dalam negeri, perhatian tertuju pada peluang Indonesia menjalin kesepakatan dagang yang lebih baik dengan AS.

Hans optimistis Indonesia akan lebih mudah menjalin kerja sama perdagangan bilateral yang saling menguntungkan.

“Kami perkirakan Indonesia relatif lebih mudah mendapatkan kesepakatan dagang dengan AS,” ucapnya.

Di sisi lain, rencana BPJS Ketenagakerjaan untuk menambah porsi investasi di instrumen saham menjadi faktor pendukung bagi penguatan pasar modal. Per Februari 2025, dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 790,8 triliun dengan porsi 6,41 persen di instrumen saham.

Jauh lebih rendah dibandingkan 2021 yang mencapai 15,9 persen.

Hans memperkirakan, Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuan dalam rapat dewan gubernur yang dijadwalkan pada Rabu mendatang (23/4/2025).

Kebijakan yang stabil dan sentimen positif dari faktor eksternal membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang menguat sepekan ke depan.

“Dengan support di level 6.400 sampai 6.149 dan resistance di 6.510 hingga 6.632,” terangnya. (dee/han/oni/jawa pos)

 

 

Live Update