RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung kini tengah menyoroti permasalahan klasik yang kembali mencuat usai perayaan Lebaran, lonjakan volume sampah. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menegaskan pihaknya sedang melakukan pendataan ulang secara menyeluruh terhadap produksi sampah di seluruh wilayah kota. Langkah ini dinilai penting untuk memahami secara akurat dampak pascalebaran terhadap sistem pengelolaan sampah yang ada.
Farhan menyampaikan volume sampah saat ini diperkirakan melonjak lebih dari 20 persen. Angka ini tentu sangat mengkhawatirkan karena bisa memberi tekanan besar pada sistem pengolahan yang kapasitasnya terbatas.
“Tren peningkatan ini harus menjadi perhatian utama semua pihak, mengingat konsekuensinya bukan hanya pada kebersihan, tetapi juga kesehatan dan kenyamanan warga,” ujar Farhan, Selasa (22/4/2025).
Farhan menjelaskan salah satu titik fokus perhatian Pemkot Bandung adalah Pasar Gede Bage. Lokasi ini dikenal sebagai salah satu pusat aktivitas perdagangan terbesar, dengan arus pengunjung yang sangat tinggi, terutama saat momen-momen seperti Lebaran. Tidak mengherankan jika penumpukan sampah di kawasan ini mencolok, bahkan berdasarkan data Pemkot, jumlahnya mencapai 1.120 meter kubik. Angka tersebut menjadikan Pasar Gede Bage sebagai titik dengan timbunan sampah terbanyak dari 19 lokasi yang diawasi.
“Pentingnya tanggung jawab dari pihak-pihak yang mengelola pasar tersebut, siapapun yang terlibat dalam pengelolaan Pasar Gede Bage harus bersikap proaktif dan bertanggung jawab atas permasalahan yang muncul, termasuk soal sampah,” tegasnya.
Menurutnya, selain Gede Bage, kawasan lain seperti Ciwastra juga menghadapi masalah serupa. Penumpukan sampah mulai terlihat dan menjadi perhatian serius pemerintah.
“Pihaknya terus memantau kondisi lapangan dan mencari solusi yang tepat agar masalah ini tidak semakin meluas,” ungkapnya.
Farhan menambahkan keterbatasan fasilitas pengolahan masih menjadi hambatan besar. Salah satu unit pengolah sampah yang dimiliki Pemkot hanya mampu menangani sekitar 10 ton per hari, angka yang jelas jauh dari cukup, terutama ketika berhadapan dengan peningkatan volume seperti sekarang. Ini memperlihatkan betapa pentingnya inovasi dan pengembangan teknologi pengelolaan sampah ke depan.
Farhan juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif. Edukasi dan kesadaran publik tentang pentingnya membuang dan memilah sampah dengan benar harus menjadi bagian dari solusi jangka panjang.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sinergi dengan warga, pengelola pasar, serta pelaku usaha sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan kota yang bersih dan sehat,” tambahnya.
Farhan mengungkapkan Pemkot Bandung menyusun strategi penerapan teknologi baru yang lebih efisien dan berkelanjutan. Tujuannya, untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sekaligus mengurangi beban lingkungan yang kian berat akibat volume sampah yang tak terkendali.(dsn)