News

Ungkap Prediksi Cuaca Awal Mei 2025, Waspadai Hujan Lokal dan Peralihan Musim

Radar Bandung - 30/04/2025, 20:23 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
BRIN Sebut Suhu Panas Dipicu Posisi Matahari Ilustrasi. Warga berjalan di tengah cuaca terik di Kota Bandung. BRIN Sebut Suhu Panas Dipicu Posisi Matahari. FOTO-FOTO: TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Memasuki pekan pertama bulan Mei 2025, wilayah Bandung Raya dan sebagian besar Jawa Barat mulai menunjukkan tanda-tanda peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lokal meski curah hujan mulai berkurang.

Kepala BMKG Geofisika Bandung, Teguh Rahayu dalam keterangannya di Kota Bandung, Rabu (30/4/2025) menjelaskan kondisi atmosfer global, regional, dan lokal memberikan sinyal penting terkait dinamika cuaca di wilayah ini.

Menurutnya dari sisi dinamika atmosfer global, indeks Southern Oscillation Index (SOI) tercatat +16.5, mengindikasikan peningkatan aktivitas konvektif yang dapat mendorong pembentukan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. Namun, dua indikator lain seperti Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO) masih berada pada zona netral. Ini berarti, pengaruh besar terhadap peningkatan curah hujan belum signifikan.

Sementara itu, Rahayu menambahkan anomali suhu permukaan laut (SST) yang masih cukup hangat di kisaran -1.0 hingga +2.1°C di sekitar perairan Indonesia bagian barat, termasuk wilayah Jawa Barat, menjadi pemicu tumbuhnya awan hujan secara lokal, walaupun tren global tidak terlalu mendukung peningkatan curah hujan secara luas.

“Wilayah Bandung Raya saat ini berada dalam fase transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Kelembapan udara yang masih cukup tinggi serta suhu permukaan laut yang hangat mendukung terbentuknya awan hujan di level lokal,” ujar Rahayu.

Menurut analisis BMKG, Rahayu pun mengungkapkan kelembapan udara di wilayah Bandung Raya berada di kisaran 50 hingga 90 persen pada lapisan atmosfer 850 hingga 700 mb. Hal ini cukup untuk memicu pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menghasilkan hujan ringan hingga sedang, terutama pada siang dan malam hari.

“Analisis pola angin juga menunjukkan pergeseran dari angin baratan (monsun Asia) ke angin timuran (monsun Australia), yang menandai transisi musim secara alami di wilayah selatan khatulistiwa,” jelasnya.

Rahayu menjelaskan prakiraan cuaca harian untuk wilayah Bandung Raya, 1 Mei, cerah berawan hingga berawan, hujan ringan-sedang sore-malam. Suhu 20.6°C hingga 30.8°C. Angin tenggara 5–19 km/jam. Untuk 2 Mei, cerah berawan, potensi hujan ringan sore hingga malam. Suhu 19.6°C hingga 31.0°C.

Rahayu pun melanjutkan prediksi cuaca 3 Mei, Berawan, hujan ringan, sedang siang, malam. Suhu 20.8°C hingga 29.4°C. Pada 4 Mei cerah berawan, potensi hujan ringan siang hingga sore. Suhu: 20.0°C hingga 30.4°C. Sedangkan 5 Mei cerah berawan, potensi hujan ringan hingga sedang siang hingga malam. Suhu 21.2°C hingga 30.0°C. Sementara itu untuk 6 Mei cerah berawan, hujan ringan pada siang hingga malam. Suhu 22.0°C hingga 30.6°C.

Rahayu menambahkan BMKG juga mencatat suhu udara minimum di wilayah Bandung Raya pada akhir April 2025 berkisar antara 19.4°C hingga 22°C, sedangkan suhu maksimum tercatat mencapai 31.4°C.

Lebih lanjut Rahayu menjelaskan BMKG memperkirakan awal musim kemarau akan terjadi secara bertahap di wilayah Jawa Barat, pada bulan April 2025, Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. Mei 2025, Bandung, Sumedang, Purwakarta, Cirebon, Kuningan, dan sekitarnya. Juni hingga Juli 2025, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran.

Menurutnya meskipun intensitas hujan mulai menurun, BMKG mengingatkan sebagian wilayah masih berpotensi mengalami hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat. Risiko genangan, banjir, dan tanah longsor masih harus diantisipasi, terutama di daerah rawan.

“Masyarakat diminta untuk tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. Hindari area terbuka ketika terjadi hujan lebat atau angin kencang. Pantau terus informasi cuaca dan peringatan dini melalui kanal resmi BMKG,” pungkas Rahayu.(dsn)