News

Waspada Aktivitas Seismik, Jawa Barat Diguncang 127 Gempa Sepanjang April 2025

Radar Bandung - 01/05/2025, 19:27 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
FOR. RADAR BANDUNG

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Aktivitas seismik di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang April 2025. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung, sebanyak 127 kejadian gempa bumi tercatat terjadi selama bulan tersebut. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, saat dikonfirmasi, Kamis (1/5/2025), di Kota Bandung.

Teguh Rahayu menjelaskan dari total kejadian yang tercatat, mayoritas gempa memiliki kedalaman hiposenter yang tergolong dangkal, kurang dari 60 kilometer. Jumlahnya mencapai 111 kejadian. Sementara itu, 16 gempa lainnya berkategori menengah dengan kedalaman antara 60 hingga 300 kilometer. Tidak terdapat aktivitas gempa bumi dalam, yaitu yang berkedalaman lebih dari 300 kilometer, sepanjang bulan April.

Menurutnya, rentang kedalaman gempa-gempa ini tercatat bervariasi, mulai dari 3 km hingga yang terdalam 235 km. Dari sisi kekuatan gempa, magnitudo terbesar yang tercatat selama bulan April adalah 5.3, sedangkan yang terkecil hanya 1.3. Data ini menjadi indikasi penting meskipun mayoritas gempa berskala kecil, potensi gangguan dan kerusakan tetap harus menjadi perhatian.

“Sisi lokasi pusat gempa atau episenter, persebaran menunjukkan aktivitas gempa tidak hanya terbatas pada wilayah daratan. Sebanyak 65 kejadian tercatat berpusat di laut, sementara sisanya 62 kejadian berada di darat,” ujar Rahayu.

Rahayu menambahkan fakta ini memperkuat pentingnya kesiapsiagaan baik di wilayah pesisir maupun daerah pedalaman, mengingat potensi dampak yang bisa meluas hingga ke permukiman.

Selanjutnya Rahayu mengungkapkan sepanjang April, BMKG mencatat terdapat delapan gempa yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Salah satu yang paling signifikan terjadi 22 April 2025, pukul 17.14 WIB.

“Gempa ini memiliki magnitudo 5.3 dengan kedalaman 36 km, berpusat di koordinat 8.60 Lintang Selatan dan 106.57 Bujur Timur,” jelasnya.

Rahayu menjelaskan getaran akibat gempa ini dirasakan cukup luas. Masyarakat di Tegalbuleud melaporkan intensitas gempa pada level III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity), sedangkan di Nagrak dan Garut dirasakan pada level III MMI. Wilayah lain seperti Sukabumi, Cianjur, Cidolog, dan Cidadap merasakan getaran pada level II-III MMI. Bahkan hingga ke daerah seperti Cihanjuang, Citeko, Cisarua, Pelabuhanratu, dan Kota Bandung, guncangan terasa di level II MMI. Berdasarkan analisis lebih lanjut, gempa ini terjadi akibat mekanisme sesar mendatar atau pergerakan geser (strike-slip).

Menyikapi tingginya frekuensi gempa, Rahayu menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat. Mengimbau agar warga tetap tenang, tidak mudah percaya terhadap informasi yang belum diverifikasi kebenarannya, serta selalu memperhatikan kondisi bangunan tempat tinggal.

“Jika menemukan retakan atau kerusakan akibat gempa sebelumnya, disarankan untuk menghindari bangunan tersebut sementara waktu guna mencegah risiko yang lebih besar,” pungkasnya.(dsn)