RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pro kontra mewarnai Pendidikan karakter untuk siswa melibatkan TNI yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Di sisi lain, kebijakan ini bisa menjadi objek penelitian bagi pemerintah maupun akademisi.
Dedi Mulyadi memilih langsung menguji coba merealisasikan kebijakan tersebut bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah beragam keluhan yang ia terima dari orang tua.
Belum lagi melihat pemberitaan di media mengenai kenakalan remaja yang meningkat. Masalah kenakalan remaja membutuhkan solusi taktis.
“Saya ingin mengajak misalnya gini para pengkritik para pendidik atau psikologi perkembangan anak dan sebagainya untuk kita datang saja (ke Lokasi Pendidikan karakter) jadi ini bisa menjadi objek kajian sebagai pilot project,” kata Dedi.
“Jadi daripada kita ribut lama mengkaji dan sebagainya, sementara persoalan fakta di lapangan (kenakalan remaja) makin melewati ambang batas, jadi saya kira langkah Gubernur ayo kita kaji kita lihat bersama-sama, yang menelitian silakan teliti,” dia melanjutkan.
Disinggung megnenai anggaran teknis, saat awal masih menggunakan uang pribadinya, namun karena saat ini jumlah terus bertambah maka alokasi anggaran dilakukan di Disdik Jawa Barat. Setelah itu, nantinya Disdik Jabar akan mengalokasikannya secara langsung ke penyelenggara dalam hal ini Rindam III/Siliwangi.
“Dinas Pendidikan itu nanti uangnya itu diserahkan ke penyelenggara, ya kan, kita tidak mengelola. Kemudian ya komponennya kan ada seragam, ada makan, ada minum. Kan seperti itu komponennya, terus kemudian honorarium pelatihan,” katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mengatakan anggaran sebesar Rp 6 miliar yang disiapkan bersumber langsung dari APBD. Herman menjelaskan, seluruh anggaran akan digunakan untuk pembinaan 900 siswa bermasalah yang masuk dalam kategori sesuai Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Namun, nantinya akan disesuaikan karena proses pendidikan karakter berbasis militer ini harus dengan persetujuan orang tua. “Kami sudah set up, karena sudah terantisipasi. Sebelumnya itu ada Rp6 miliar,” terang dia.
Data hingga Selasa kemarin, jumlah siswa bermasalah yang sudah didik di Barak militer Rindam III/Siliwangi berjumlah 279 orang berasal dari beberapa daerah di Jabar. (dsn)