News

Preman dan Warga Bermasalah jadi Sasaran Program Pembinaan Karakter di Barak Militer

Radar Bandung - 10/05/2025, 17:15 WIB
AY
Ali Yusuf
Tim Redaksi
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Program pembinaan karakter dengan pendekatan pendidikan militer tidak hanya menyasar siswa sekolah saja, melainkan juga bagi warga yang kerap berulah dan menimbulkan masalah sosial.

Program ini akan efektif berlangsung Juni 2025.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan pembinaan akan berlangsung di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi.

Menurut dia, sasaran kebijakan ini sengaja diperluas karena banyak masyarakat yang merasa resah dengan aksi premanisme dan gangguan kamtibmas di tempat umum.

“Begini ada dua hal yang berperilaku pidana maka proses hukum akan tetap berjalan. Kemudian ada upaya yang bisa dilakukan terhadap mereka yang tidak memiliki unsur pidana tapi bikin resah yaitu dibawa ke barak militer setelah program bela negara pendidikan kedisiplinan untuk anak selesai,” ujar dia dalam keterangan resmi, Sabtu (10/5).

“Mudah-mudahan bulan Juni kita sudah mulai berjalan. Jadi pemuda dewasa nakal yang preman, yang mau jadi preman, tukang mabok, tukang bikin onar, mengganggu pasar perempatan mengganggu investasi,” jelasnya.

Mengenai keluarga yang ditinggalkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap akan bertanggung jawab akan hal tersebut. Caranya adalah memberikan pekerjaan informal.

“Untuk keluarga mereka yang ikut pendidikan, kita suruh bekerja. Jadi kuli bangunan, tukang pikul, tukang macul, kemudian kami berikan upahnya, kirim ke keluarga,” kata dia.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengatakan, pembinaan karakter secara semi militer untuk warga yang bermasalah penting dilakukan, karena banyak para pencuri yang sudah masuk dalam penjara, ketika keluar dari jerat hukum justru semakin pandai dan tidak mengatasi masalah.

Program ini sendiri diwacanakan akan menggandeng beberapa pihak yang lebih luas, seperti seluruh sektor kepolisian yang ada di kabupaten dan kota hingga beberapa lainnya.

“Makanya nanti saya akan kerja sama dengan Polda Jabar, dengan Polres Metro, dan Polres di seluruh kabupaten kota untuk nanti terjaring orang dewasa akan dimasukin ke pusat pelatihan TNI, kemudian nanti akan kita siapkan pekerjaan,” jelasnya.

“Jadi, pemuda-pemuda dewasa nakal yang preman, yang mau jadi preman, yang tukang mabuk, tukang bikin onar, mengganggu pasar, mengganggu perempatan, mengganggu investasi, nanti kami akan arahkan mengikuti pendidikan bela negara di barak militer,” imbuhnya.

Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jabar Sapta Yulianto Dasuki menegaskan, Bakesbangpol Jabar akan menyiapkan segala sesuatunya, agar program berjalan lancar pada waktunya.

“Kita siapkan semuanya, termasuk pendataan calon peserta. Agar ada kepastian jumlah,” ucap Sapta.

Diketahui, program pembinaan karakter bagi siswa bermasalah sudah berjalan sejak Jumat (2/5/2025) di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi. Pemerintah Provinsi Jabar menargetkan, gelombang pertama kuota siswa bermasalah yang dididik semi militer ini ada 350 orang. (dbs)