News

Tunjukkan Toleransi Nyata, Tempat Hiburan Malam Ditutup Saat Waisak, Wisata Tetap Bergeliat

Radar Bandung - 12/05/2025, 17:59 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Tunjukkan Toleransi Nyata, Tempat Hiburan Malam Ditutup Saat Waisak, Wisata Tetap Bergeliat
Keramaian salah satu titik di Kota Bandung yang menikmati suasana malam, Minggu (11/5). (Foto. Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga kerukunan umat beragama. Menyambut Hari Raya Waisak yang jatuh pada Senin, 12 Mei 2025, seluruh tempat hiburan malam di wilayah kota ditutup sementara. Langkah ini tidak sekadar kebijakan administratif, tetapi bentuk konkret penghormatan terhadap umat Buddha yang merayakan hari sucinya.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyampaikan keputusan tersebut merupakan wujud nyata dari prinsip keadilan dalam keberagaman yang menjadi dasar dalam tata kelola Kota Bandung.

Menurutnya, setiap umat beragama memiliki hak yang sama dalam menjalankan ibadah secara khidmat, tanpa gangguan, dan negara berkewajiban menjamin kenyamanan tersebut.

“Ini bukan soal larangan, tapi penghormatan. Sama halnya saat Ramadan, Lebaran, Nyepi, dan Paskah. Sekarang, saat Waisak, kami tutup seluruh tempat hiburan malam. Karena di Bandung, keadilan dalam keberagaman bukan jargon, tapi kebijakan nyata,” ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Senin (12/5/2025).

Tak hanya fokus pada penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual, ia menambahkan pemerintah Kota Bandung juga bergerak cepat menjaga stabilitas dan ketertiban umum selama momen libur panjang. Dinas terkait, khususnya Satpol PP, dikerahkan untuk mengawasi titik-titik rawan gangguan ketertiban, termasuk aktivitas para pekerja informal di kawasan wisata.

“Petugas kami akan memastikan tidak ada tindakan yang merugikan, baik terhadap warga lokal maupun wisatawan. Kami jaga agar suasana tetap aman, nyaman, dan terkendali,” tambah Farhan.

Menariknya, Hari Raya Waisak tahun 2025 bertepatan dengan akhir pekan panjang yang diperkirakan akan menarik gelombang besar wisatawan ke Kota Bandung. Farhan memproyeksikan jumlah pengunjung akan mencapai 500 ribu orang selama beberapa hari ke depan. Lonjakan ini dipandang sebagai sinyal positif bagi kebangkitan ekonomi daerah pascapandemi.

“Bandung ini kota destinasi. Ketika wisata hidup, ekonomi rakyat ikut berputar. Bukan hanya hotel dan restoran, tetapi juga UMKM, ojek online, pedagang kaki lima, hingga pekerja harian lepas merasakan dampaknya,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia pun menjelaskan kenaikan kunjungan juga tercermin dari data okupansi hotel yang menunjukkan peningkatan signifikan. Rata-rata wisatawan menginap dua malam di Bandung, sebuah indikator daya tarik kota ini tetap kuat di mata masyarakat.

“Setiap kali ada libur panjang, grafik kunjungan selalu menanjak. Ini membuktikan Bandung tetap menjadi magnet utama wisata nasional karena iklimnya sejuk, budaya lokal yang kaya, dan keramahan masyarakatnya,” ujar Farhan.

Ia mengungkapkan melalui penutupan tempat hiburan malam yang dibarengi dengan penyambutan ramah terhadap wisatawan, Pemkot Bandung dapat seimbangkan antara penghormatan terhadap nilai religius dan penguatan sektor ekonomi. Di balik kebijakan tersebut, tersimpan pesan penting, kota ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga rumah bagi semua golongan, suku, dan agama.

“Bandung itu bukan hanya tempat yang indah. Ini adalah kota yang memeluk semua perbedaan dengan kehangatan. Itulah jati diri Bandung yang terus kami rawat,” pungkas Farhan.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.