RADARBANDUNG.ID, MADINAH – Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah saat ini merawat sejumlah calon jemaah haji lansia yang mengalami gangguan kesehatan menjelang proses pemindahannya ke Makkah.
Untuk memastikan keselamatan dan kelancaran ibadah haji, KKHI telah menyiapkan prosedur khusus, termasuk pengawalan medis serta pelacakan rekam kesehatan yang akan dibawa hingga ke Kota Suci.
“Kalau jemaahnya sudah fit dan bisa bergabung dengan kloternya, tetap kami dorong sesuai kloter. Tapi kalau belum memungkinkan, akan ada tim pengantar medis. Kita akan rujuk secara terpisah sesuai SOP, disertai surat pengantar medis,” ujar Konsultan Ibadah Haji Kementerian Agama, Prof. Aswadi Syuhada, saat ditemui di KKHI Madinah, Selasa (13/5/2025).
Dia menegaskan, setiap pasien yang dirawat di KKHI akan mendapatkan penanganan sesuai kondisi terkini, termasuk pendampingan spiritual dan pemeriksaan kesiapan fisik sebelum diberangkatkan.
Bahkan, untuk pasien dengan penyakit kronis yang tergolong berat, pihak KKHI menyiapkan skema evakuasi dengan fasilitas yang disesuaikan.
“Pasien yang dibawa akan tetap dipantau. Setiap orang memiliki medical record yang akan dibawa dan disampaikan ke tenaga kesehatan di Makkah, sehingga perawatannya berkesinambungan,” jelas Prof. Aswadi.
Mayoritas pasien yang dirawat di KKHI Madinah adalah jemaah lansia dengan keluhan kesehatan seperti hipertensi, diabetes, gangguan jantung, dan dehidrasi akibat cuaca ekstrem.
Beberapa juga mengalami gangguan orientasi seperti demensia, terutama setelah terpisah dari rombongan atau mengalami disorientasi lingkungan.
“Untuk lansia dengan gangguan mental ringan seperti linglung, biasanya muncul karena dehidrasi atau kelelahan akibat perbedaan waktu dan aktivitas. Ini perlu ditangani dengan pendekatan medis sekaligus empati,” tambah Prof. Aswadi.
KKHI Madinah menyediakan berbagai fasilitas penunjang, seperti ruang perawatan intensif, ruang jiwa, dan farmasi.
Tim medis juga terus melakukan visitasi ke hotel-hotel untuk mendeteksi lebih awal jemaah berisiko tinggi sebelum mereka mengalami kondisi yang lebih berat.
Hingga Senin (12/5/2025), proses pendorongan calon jemaah haji Indonesia dari Madinah ke Makkah sudah memasuki hari keempat.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga pukul 11.00 WAS, sebanyak 16.382 jemaah dari 42 kloter telah diberangkatkan ke Makkah sejak Sabtu (10/5/2025).
Dari jumlah itu, 18.341 merupakan jemaah lansia.
Sementara itu, hingga hari yang sama, tercatat sudah 10 jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia.
Seluruhnya wafat di Madinah akibat penyakit penyerta, seperti gangguan jantung, infeksi saluran napas, dan komplikasi diabetes.
Prof. Aswadi menekankan pentingnya menjaga stamina dan mencegah dehidrasi sejak dini.
Ia mengimbau agar seluruh jemaah, khususnya lansia, rutin minum air, menghindari aktivitas fisik berat, serta segera memeriksakan diri jika merasa tidak enak badan.
“Ini soal kemanusiaan. Kita tidak bisa hanya bicara soal medis, tapi juga tentang pelayanan yang ramah dan solutif. Yang penting jemaah bisa beribadah dengan nyaman dan aman,” tutupnya.(jpc)