News

Aplikasi Dimatikan Massal, Protes Sunyi Driver Online Gegerkan Bandung, Ini Tuntutan Mereka yang Tak Bisa Diabaikan

Radar Bandung - 20/05/2025, 16:04 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Aplikasi Dimatikan Massal, Protes Sunyi Driver Online Gegerkan Bandung, Ini Tuntutan Mereka yang Tak Bisa Diabaikan
Ilustrasi. Mitra pengemudi online melintas di jalanan Kota Bandung. (Foto. Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Tanpa Spanduk dan Orasi, Ribuan Mitra Transportasi Online Serentak Matikan Aplikasi. Ada Apa? Di balik kemacetan Bandung yang tak pernah tidur, ada kegelisahan yang hari ini, Selasa (20/5/2025), meledak dalam bentuk paling hening, aksi diam.

Para pengemudi transportasi online, baik roda dua maupun roda empat, memilih untuk tidak menarik penumpang. Aplikasi dimatikan secara serentak. Tak ada konvoi, tak ada demo. Tapi ini bukan tanpa makna. Ini adalah perlawanan kolektif terhadap sistem yang dinilai makin menekan.

Mitra pengemudi roda empat, Ronny Marsi memilih menepi dari jalan sejak pagi. Ia sengaja tidak menerima order satu pun. Baginya, ini bukan sekadar aksi personal. Ini adalah bentuk solidaritas terhadap puluhan ribu driver lainnya yang merasakan ketimpangan serupa.

“Keluhan kami tidak berubah dari tahun ke tahun, tarif makin kecil, potongan makin besar, kebutuhan hidup makin berat,” ujar Ronny saat ditemui di kawasan Kiaracondong, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025).

Ronny menekankan persoalan bukan sekadar angka di aplikasi.

“Kami ini punya keluarga. Tapi perlakuan dari aplikator membuat kami seperti robot. Pendapatan tak lagi cukup, sementara risiko makin tinggi,” tegas Ronny.

Tak semua pengemudi memilih bertahan. Indra Saeful, eks driver ojol, justru memutuskan mundur total dan beralih profesi menjadi pedagang. Keputusannya bukan tanpa alasan.

“Dulu saya semangat narik, tapi sekarang? Sudah tidak masuk akal. Tarif rendah, potongan tidak manusiawi. Saya lebih tenang berdagang, hasilnya bisa dihitung sendiri,” ungkap Indra.

Menurut Indra, status mitra yang dulu diagungkan kini hanya jargon.

“Sekarang, kami cuma mesin. Kalau tidak nurut sistem, tidak makan,” tambah Indra.

Mitra aktif yang tetap menarik penumpang, Juju Junaedi menyuarakan keresahan yang serupa. Ia menyebut, jarak tempuh 10 kilometer hanya dihargai Rp8.000. Setelah dipotong lebih dari 20 persen oleh aplikator, yang tersisa tak cukup untuk makan siang.

“Coba hitung sendiri, siapa yang untung? Kami harus bayar bensin, servis kendaraan, belum lagi waktu dan tenaga. Tapi sistem seolah buta,” ujar Juju.

Juju menambahkan jurang antara aplikator dan mitra kian melebar.

“Aplikator enak di kantor ber-AC, kami panas-panasan di jalan. Tapi ketika bicara pembagian hasil, kami cuma kebagian remah,” ungkapnya.

Juju mengungkapkan aksi sunyi ini membawa sejumlah tuntutan krusial. Penetapan tarif minimum yang wajar dan manusiawi, pengurangan potongan aplikasi yang kini dianggap berlebihan, penghapusan tarif termurah yang tidak rasional, penetapan standar untuk layanan kirim makanan dan barang, peningkatan pengawasan pemerintah terhadap aplikator.

Juju menambahkan regulasi seperti Permenhub Nomor 12 Tahun 2019 dan Kepmenhub KP Nomor 1001 Tahun 2022 masih jauh dari kata efektif.

“Itu cuma jadi pajangan. Di lapangan, aplikator bebas atur-atur tanpa pengawasan,” tegasnya.

Kekecewaan juga muncul dari janji pemerintah tentang Tunjangan Hari Raya (THR). Menurut Juju, pembagian yang tidak merata dan tanpa kejelasan membuat kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah anjlok.

“Yang dijanjikan banyak, tapi yang dapat cuma segelintir. Selebihnya cuma menatap layar kosong sambil berharap,” ungkapnya.

Tanpa spanduk, tanpa teriakan, para mitra mengirimkan sinyal tegas, kesejahteraan bukan hak eksklusif korporasi. Mereka bukan sekadar titik-titik di peta navigasi, melainkan tulang punggung ekosistem digital yang selama ini menopang platform.

“Yang kami minta sederhana, perlakuan adil. Kalau ini disebut kemitraan, maka sudah saatnya semua pihak sejahtera, bukan cuma satu sisi yang kenyang,” pungkas Juju.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.