RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) memerlukan keterlibatan beragam pihak. Kebutuhan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung industri tersebut perlu dipenuhi.
Hal ini yang menjadi landasan Universitas Katolik Parahyangan bersama Beifang Automotive Education Group menggelar seminar bertema “New Energy Vehicles: Driving Tomorrow – Nex-gen Mobility”, Selasa (27/5/2025).
Acara yang akan diadakan di Auditorium PPAG Unpar itu pun melibatkan Ikatan Alumni Unpar, dan PT Karya Bakti Parahyangan.
Hal tersebut terungkap dalam Press Conference di Ruang VIP, Lantai 2 Gedung PPAG Unpar, Senin (26/5). Hadir dalam Press Conference tersebut Rektor Unpar Prof. Tri Basuki Joewono, Ph.D, Consultant Beifang Automotive Education Group Qin Jianling, Direktur Utama PT Karya Bakti Parahyangan Doddi Yudianto, dan Ketua IKA Unpar Tracy Tardia.
Tri Basuki Joewono menjelaskan, Unpar sebagai perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan berbagai hal yang terkait sustainability.
Isu ini mencakup berbagai hal, termasuk mengubah pola hidup dalam bertransportasi sehari-hari.
“Salah satu yang dibicarakan adalah bagaimana menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan. Dan itu bisa mulai dari hidup keseharian, bertransportasi, dan juga bagaimana membuat hidup menjadi lebih baik,” tutur Tri.
Menurut dia, dalam acara seminar nanti, sejumlah narasumber akan menjelaskan kepada masyarakat bahkan bagi para pelajar untuk belajar dan mengetahui lebih jauh tentang sustainability.
Ketua IKA Unpar Tracy Tardia juga menyampaikan dukungannya. Isu energi baru yang bersih harus terus dibahas agar tetap relevan.
“Menurut kita adalah suatu terobosan yang penting. Kami dari alumni tentu ingin ada sesuatu yang baru yang menjadi terobosan. Juga banyak alumni yang berkecimpung di industri tersebut yang juga dapat memberikan dukungan penuh,” ucapnya.
Sementara itu, Consultant Beifang Automotive Education Group Qin Jianling menyampaikan bahwa Unpar menjadi salah satu mitra potensial bagi Beifang.
Menurut dia, industri kini membutuhkan banyak masukan dari Universitas.
Universitas bisa fokus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menjawab kebutuhan teknologi tersebut. “Jadi, kita memang sedang ke arah sana, tapi semua itu akan dilakukan dengan kolaborasi seperti ini. Harapannya, Unpar bisa terlibat di sana dan bisa menyediakan dan mengembangkan SDM yang siap pakai,” ujarnya.
Kolaborasi yang juga melibatkan banyak stakeholder ini menjadi langkah Unpar untuk mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang nantinya bisa melakukan berbagai program pelatihan berbasis energi terbarukan yang relevan.
Seminar ini juga akan membahas mengenai perkembangan terbaru teknologi kendaraan listrik, hybrid, dan hidrogen, serta kesiapan infrastruktur dan SDM, serta kesempatan kolaborasi para pemangku kepentingan untuk mendukung terwujudnya program pengurangan emisi karbon, transisi energi bersih, dan mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan.
Selain paparan dari para pembicara, seminar ini juga menghadirkan diskusi panel yang melibatkan sejumlah perusahaan nasional.
Lebih jauh lagi, berbagai riset dan inovasi dengan melakukan kolaborasi antar perguruan tinggi dan industri harus semakin diperkuat agar ke depannya, kita tak hanya menjadi konsumen, namun menjadi pencipta solusi teknologi kendaraan listrik.
Perkembangan pesat kendaraan energi baru (New Energy Vehicles) merupakan representasi dari sebuah transformasi besar dalam sektor transportasi.
Seiring dengan semakin meningkatnya fokus pemerintah, industri, dan konsumen terhadap keberlanjutan, kedua jenis kendaraan ini muncul sebagai solusi untuk mengurangi emisi karbon, menurunkan ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta peningkatan kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan secara keseluruhan. (dbs)
