RADARBANDUNG.ID, NAGREG – Potensi longsor susulan di Desa Nagreg Kendan, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, masih mengancam warga. Hal ini disebabkan oleh keberadaan mahkota longsor yang menjulang setinggi sekitar 75 meter di lokasi bencana.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama, menegaskan bahwa kondisi mahkota yang belum runtuh seluruhnya dapat menjadi pemicu longsor berikutnya, terutama jika terjadi hujan deras. Hal tersebut, berdasarkan penelitian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“Jarak aman dari lokasi mahkota longsor adalah sekitar 150 meter, atau dua kali tinggi mahkota. Kami sudah memasang papan peringatan dan mengimbau masyarakat menjauh dari area tersebut,” ujar Uka, Senin (26/5).
Selain struktur tanah yang labil, curah hujan tinggi dan kemiringan lereng juga memperparah potensi terjadinya longsor lanjutan. PVMBG menyebut, lapisan tanah pelapukan di lokasi tersebut berada di atas batuan vulkanik bersifat impermeabel.
“Kondisi ini menyebabkan air mudah merembes dan menumpuk di antara lapisan, sehingga memperbesar risiko pergerakan tanah,” jelas Uka.
BPBD telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan langkah-langkah pencegahan teknis. Beberapa di antaranya termasuk penebangan pohon-pohon yang berada di tepi lereng karena rawan tumbang.
“Selain itu, pola tanam di lereng bukit juga akan diubah dari tanaman musiman menjadi tanaman keras yang lebih mampu menahan struktur tanah dan mencegah erosi,” ujar dia.
Uka mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi dan dalam durasi panjang. Warga diminta untuk tidak beraktivitas di area lereng yang rawan pergerakan tanah.
“Rekomendasi teknis lain seperti pemotongan kaki lereng bukit juga sedang kami bahas bersama pihak-pihak terkait untuk mengurangi beban dan risiko runtuhan tambahan,” pungkasnya. (kus)
