RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pengukuhan Guru Besar/Profesor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memasuki hari ketiga, Kamis (22/5/2025). Tujuh Guru Besar pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) menyampaikan pidato pengukuhan
Pengukuhan Guru Besar ini dibuka dan dipimpin Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. Selanjutnya, kutipan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia tentang Kenaikan Jabatan Akademik atau Fungsional Dosen dibacakan Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sarana, dan Prasarana, Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A.
Para Guru Besar yang dikukuhkan pada hari ketiga ini menyampaikan gagasan dan pemikiran berdasarkan ranting ilmu dan kepakarannya sehingga menjadi pengetahuan baru sebagai bentuk kontribusi yang berdampak.
Ketua Dewan Guru Besar (DGB) Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed., dalam sambutannya menyampaikan dari setiap pidato para Guru Besar setidaknya terdapat dua hal yang bisa diambil yakni mengenai perjalanan hidup dan perjalanan akademik, serta yang kedua adalah karya yang telah dihasilkan dari proses akademik tersebut.
“Para Guru Besar yang menyampaikan pidatonya pada hari ini berasal dari FPMIPA yang terkadang kajian dan riset keilmuannya fokus pada keilmuan dasar sehingga tidak dapat dilihat dampaknya secara langsung. Namun sejatinya ilmu-ilmu dasar tersebut adalah ilmu-ilmu yang menopang perkembangan berbagai macam teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembangan di zaman sekarang ini,” ujarnya.
Menurutnya, ilmu dasar itu adalah ilmu-ilmu yang kadang tidak bisa kita lihat impact atau relevansinya secara langsung, apabila kita lihat atau tinjau berdasarkan aspek ekonomi. Sementara sekarang pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, mengharapkan bahwa aspek impactfullness atau relevansi dari perguruan tinggi terhadap kehidupan, menjadi salah satu tuntutan yang utama.
“Tentu pengetahuan yang disampaikan melalui riset sekarang justru akan dilihat seberapa besar impact-nya terhadap kehidupan masyarakat. Seringkali impact ini hanya direduksi terhadap hal yang ber-impact secara ekonomi. Padahal, sejarah menunjukkan bahwa ada ilmu-ilmu pengetahuan yang dihasilkan baru terlihat berdampak ekonominya, jauh setelah ilmu itu ditemukan. Bahkan mungkin ratusan tahun yang akan datang baru bisa terlihat berdampak secara ekonomi,” paparnya.
“Jika dua hari sebelumnya pengukuhan itu dihadiri oleh berbagai fakultas dari berbagai bidang keilmuan yang beragam, tapi hari ini Alhamdulillah, tujuh orang itu datang dari fakultas yang sama yaitu FPMIPA. Sebagaimana kita sadari dan ketahui bahwa di lingkungan FPMIPA itu selain mengkaji aspek-aspek pendidikan tetapi juga tidak sedikit penelitian-penelitian, kajian-kajian keilmuan, sebenarnya bersifat ilmu dasar,” ujarnya.
Rektor UPI, Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. menyampaikan bahwa pengukuhan Guru Besar yang sudah berlangsung memasuki hari ketiga ini bukan sekedar pengakuan atas keilmuan, tetapi juga sebuah ikrar kepada umat manusia bahwa ilmu pengetahuan tidak boleh menjadi menjadi menara gading dan harus menjadi tangga bagi peradaban.
“Para Guru Besar yang dikukuhkan pada hari ini, menegaskan kembali jati diri UPI sebagai rumah besar keilmuan yang tidak hanya mendidik tapi juga melahirkan solusi dan peradaban. UPI tidak boleh hanya menjadi pengamat zaman, UPI harus menjadi pengarah masa depan, dan masa depan itu yang berkelanjutan, masa depan yang tidak mengorbankan alam demi teknologi, tidak mengabaikan hati demi data, tidak meninggalkan nilai demi efisiensi,” tutupnya.
Live Update
- Public Hearing Tiga Calon Rektor UPI: Paparkan Gagasan Pengembangan Kampus 2030 2 bulan yang lalu
- Sembilan Anggota Senat Akademik Desak Majelis Wali Amanat UPI Ubah Peraturan Pemilihan Rektor UPI 2025-2030 3 bulan yang lalu