RADARBANDUNG.id- Destinasi wisata edukasi Kube Eduwisata, Kota Baru Parahyangan (KBP), Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi kawasan wisata favorit baru.
Pengelola Kube Eduwisata, Nining Suningsih mengatakan, kawasan wisata ini menjadi pilihan favorit sekolah untuk mengenalkan pembelajaran luar kelas kepada siswa. Baik sekolah di Kota Bandung atau Jawa Barat.
“Sebenarnya Kube sudah berdiri selama enam tahun, sementara Kube Eduwisata sendiri baru berjalan tiga tahun. Alhamdulillah antusias pengunjung cukup tinggi,” katanya, Rabu (27/5/2025).
Ia menambahkan, salah satu ciri khas Kube Eduwisata adalah mengenalkan kaulinan zaman baheula atau permainan tradisional. Selain itu, Kube juga memanfaatkan berbagai tanaman herbal untuk kegiatan edukasi.
“Rata-rata yang datang ingin mencoba membuat sabun herbal, menanam tanaman, dan mencoba permainan tradisional seperti bakiak,” katanya.
“Di sini ada daun bunga matahari yang bisa dijadikan bahan sabun herbal. Ada juga jahe, daun katuk, dan miyana yang digunakan untuk ekoprint,” imbuhnya.
Ia menyebut, Kube Eduwisata dikelola oleh 10 orang dan buka setiap hari untuk umum. Awalnya, Kube terbentuk sebagai kelompok tani masyarakat untuk produksi sabun herbal, bekerja sama dengan PT Belaputera Intiland dan Universitas Padjadjaran (Unpad) dalam program pemberdayaan masyarakat.
Nining menegaskan, dengan berbagai kegiatan edukatif yang ditawarkan, Kube Eduwisata menjadi salah satu destinasi pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi anak-anak, terutama untuk mengenalkan budaya lokal, keterampilan hidup, dan pemahaman tentang lingkungan.
“Dulu kami fokus membuat sabun herbal, tapi terkendala perizinan BPOM, sehingga kini kami lebih fokus pada jasa edukasi dan penjualan bahan mentah,” tandasnya.
Guru SD Lukmanul Hakim, Hilman mengatakan, alasannya memilih Kube Eduwisata sebagai tempat belajar di luar ruangan, karena destinasi wisata edukasi ini menyediakan ragam kegiatan yang positif dan cocok untuk ekplorasi siswanya.
“Pertimbangan kami membawa anak-anak ke sini karena ada tiga pilihan kegiatan. Pertama, eksplorasi lingkungan, pembuatan sabun herbal sebagai produk kreatif, dan permainan tradisional yang sangat penting untuk dikenalkan kepada anak-anak,” kata dia.
Menurut Hilman, permainan tradisional seperti bakiak dan sumpit perlu terus diperkenalkan kepada generasi muda agar tidak punah. Siswa juga bisa sekalian berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuhnya.
“Anak-anak tidak hanya belajar di dalam kelas. Di sekolah kami, ada juga pembelajaran di luar kelas, yang memberikan pengalaman sangat berharga bagi mereka. Jadi jangan sampai pembelajaran hanya terbatas di dalam ruang kelas tanpa eksplorasi,” ujarnya.
Ia menuturkan, kegiatan belajar di Kube Eduwisata diikuti sebanyak 190 siswa SD Lukmanul Hakim, dari kelas 1 hingga kelas 5. Mereka mendapatkan pengalaman belajar langsung di alam terbuka, seperti budidaya lebah madu, mengenal tanaman herbal, hingga mengenal kelinci.
“Anak-anak sangat antusias, terutama saat belajar tentang budidaya lebah madu dan melihat kelinci. Ini pengalaman yang tidak bisa mereka dapatkan hanya di dalam kelas,” tandasnya. (KRO)
Live Update
- Jeje Ritchie Ismail Pastikan Pelaksanaan Ibadah Kurban di Bandung Barat Berjalan Sesuai Syariat Islam dan Kualitas Hewan Terjamin 5 hari yang lalu