RADARBANDUNG.ID, PURWAKARTA – Saat bertemu supporter Persikas Subang yang sempat membuat kegaduhan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyinggung supporter anak-anak di bawah umur.

Ilustrasi. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengikuti Konvoi piala Juara Liga 1 Indonesia di Jalan Ir.H . Djuanda, Kota Bandung, Minggu (25/5/2025). Foto : TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG. Sementara itu foto atas, Gubernur Jawa Barat melarang keras pengelola supporter sepak bola melibatkan anak-anak di bawah umur. Foto : Tangkapan layar Kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
“Rereseupan teh mesti ada pertimbangan ekonomi Pak. Reseup reusep bawa orang lain,” tutur Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memerintahkan kepada pengelola supporter untuk tidak melibatkan anak-anak.
“Pokoknya gini, saya minta kepada siapapun, yang melakukan pengelolaan supporter, jangan melibatkan anak-anak di bawah umur,” tekannya.
Hal ini, Dedi Mulyadi menegaskan, semua aktivitas anak-anak harus mendapat izin dari orang tua.
“Karena mereka seluruh peristiwa hidupnya harus ijin orang tuanya. Tidak boleh anak keluar rumah tanpa pendampingan orang tua,” pungkas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Dalam video yang diunggah di akun media sosial pribadinya, Dedi Mulyadi mengatakan banyak anak-anak di bawah umur yang masih berstatus pelajar.
“Banyak anak-anak di bawah umur yang statusnya masih pelajar, dilibatkan dalam kegiatan orang-orang dewasa, menggunakan kendaraan bermotor, dimobilisasi di malam hari,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Barat menyebutkan, hal tersebut dilarang karena bukan hak anak-anak keluar malam hari.
“Maneh arek caricing di imah moal, jam 8? Bener yeuh?” tanya Dedi Mulyadi.
“Icing Pak, bener,” ucap supporter Persikas Subang.
“Arek ngalanggar deui moal?” tanya Dedi Mulyadi.
“Moal,” jawab suporter.
Dedi Mulyadi mewanti-wanti, jika sampai dilanggar, maka bisa dikenakan sanksi tidak naik kelas.
“Ngalanggar deui, urang enggeus hafal hiji-hiji. Daek teu, teu naik kelas?” tanya Dedi Mulyadi.
“Embung Pak,” ucap para supporter.
“Daek teu, teu lulus?” tanya
“Embung Pak,” ungkap supporter.
“Hayang gawe kan?” tanya Dedi Mulyadi.
“Hayang,” ucap supporter Persikas Subang.
Seharusnya, Dedi Mulyadi melanjutkan, pembicaraan soal Persikas langsung diutarakan kepada pemilik klub.
“Ka nu boga Persikas, tong dijual kitu,” ucapnya.
Gubernur Jawa Barat memerintahkan kepada supporter anak-anak untuk mengikuti pendidikan di barak militer.
“Engke beres Idul Adha, maneh ikut pendidikan di Barak Militer. Lembang, jeung rombongan ti Subang. Ngilu, alus meh disiplin, meh bebas ti hape, bebas ti motor,” pintanya.
Dedi Mulyadi menuturkan, siswa Sekolah Kebangsaan lebih memiliki sikap disiplin, punya cita-cita dan punya arah.
“Daripada ke luar rumah terus, liburan di Lembang, dahar gratis, make seragam, boga tas, sepatu anyar. Daek kan, siap teu? Udah pasti ku Bapakna dikirim,” tandasnya.
Kepada pengelola supporter, Dedi Mulyadi kembali berpesana untuk tidak melibatkan anak-anak.
“Urusan sepak bola, sepak bola. Jangan masukin sepak bola di arena politik. Mane mah demo sepak bola di lapangan kesenian, teu nyambung,” tekannya.
Sebagai informasi, saat gelaran Nganjang ka Warga di Subang, sejumlah supporter Persikas membuat kegaduhan saat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tengah berbincang dengan warga. (rbg)
Live Update
- Korban Meninggal Longsor Galian C Gunung Kuda Cirebon Capai 14 Orang, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Minta Koperasi dan Pesantren Al Azhariyah Tanggung Jawab 2 hari yang lalu
- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Soal Marah-marah pada Suporter Persikas Subang, Ingatkan Pemda Tak Boleh Ikut Campur dalam Pengelolaan Klub Bola 3 hari yang lalu