RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mencari terobosan dalam mengatasi persoalan klasik sampah yang tak kunjung usai. Salah satu solusi konkret yang kini tengah dipersiapkan adalah pembangunan insinerator, mesin pengolah sampah modern yang mampu membakar limbah rumah tangga dalam jumlah besar.
Kabar baiknya, Kecamatan Gedebage masuk dalam enam wilayah prioritas yang akan menerima bantuan insinerator langsung dari Pemkot Bandung. Proyek ini menjadi harapan baru bagi warga yang selama ini menghadapi keterbatasan sarana pengelolaan sampah, terutama di kawasan permukiman padat.
Camat Gedebage, Jaenudin mengungkapkan berbagai persiapan telah dilakukan. Mulai dari penyediaan lahan, penganggaran, hingga pelibatan sumber daya manusia (SDM) lokal, semua sudah dirancang secara menyeluruh.
Menurut Jaenudin, lokasi pembangunan insinerator berada di Cisaranten Kidul, tepatnya di lahan milik Pemkot Bandung yang letaknya berdampingan dengan Rumah Maggot, pusat pengolahan limbah organik berbasis biokonversi.
“Lahannya strategis dan jauh dari permukiman warga, jadi sangat ideal untuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah seperti ini,” jelas Jaenudin, Kamis (5/6/2025).
Meski optimis, Jaenudin tak menutup mata terhadap tantangan administratif yang cukup kompleks. Menurutnya, semua proses harus mengikuti regulasi dan tidak boleh ada satu pun prosedur yang dilompati. Meski begitu, keyakinan tetap tinggi karena semua elemen utama telah tersedia.
“Anggaran sudah disiapkan, lahan tersedia, SDM pun sudah kami siapkan. Tinggal memastikan proses administratif berjalan lancar sesuai aturan. Harapannya, pembangunan bisa dimulai paling lambat Agustus 2025,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Jaenudin menjelaskan insinerator yang akan dibangun di Gedebage ini disebut mampu mengolah hingga 30 ton sampah per hari. Dengan asumsi penduduk Kecamatan Gedebage mencapai 43.893 jiwa dan produksi sampah harian per orang sekitar 0,6 kilogram, total limbah dari permukiman warga dapat menyentuh angka 26 ton per hari.
Jika kapasitas maksimal insinerator tercapai, maka hampir seluruh sampah rumah tangga bisa teratasi setiap hari, tanpa menumpuk di TPS atau dibawa ke TPA jauh di luar kota.
“Informasinya, mesin ini bisa olah sampai 30 ton sampah. Artinya, bisa sangat efektif menyelesaikan masalah utama di klaster permukiman,” ungkap Jaenudin.
Menurutnya, teknologi insinerator bukan hanya menjanjikan pengurangan volume sampah secara drastis, tetapi juga menawarkan pengelolaan yang efisien dan minim pencemaran lingkungan. Mesin ini dirancang dengan sistem penyaringan emisi yang meminimalisir polusi udara, sehingga aman digunakan di area perkotaan.
“Dengan hadirnya teknologi seperti ini, pengelolaan sampah bisa jauh lebih efisien dan berdampak langsung bagi masyarakat. Kita ingin tinggalkan pola lama, beralih ke sistem yang modern dan ramah lingkungan,” pungkas Jaenudin.(dsn)