News

Tak Disangka! Ternyata, Inilah Alasan Mengapa Ucapkan Bismillah Bisa Jadi Kunci Hidup Sukses

Radar Bandung - 11/06/2025, 09:10 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Kajian tematik bertajuk Open The Doors, jamaah diajak buka pintu keberkahan hidup lewat pemahaman mendalam, di Masjid Al Ukhuwah BBMC, Rabu (11/6). (Foto. Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Kupas tuntas makna spiritual Bismillah. Jamaah diajak buka pintu keberkahan hidup lewat pemahaman mendalam, kalimat Bismillahirrahmanirrahim, barangkali menjadi salah satu lafaz yang paling sering diucapkan umat Muslim di berbagai momen kehidupan. Namun, di balik lafaz itu, terkandung makna spiritual dan filosofi hidup yang sangat dalam. Fakta inilah yang diungkap oleh pendakwah muda Sinyo Hendrik dalam kajian tematik bertajuk Open The Doors di Masjid Al Ukhuwah BBMC, Rabu (11/6/2025).

Mengangkat tema Open The Doors atau membuka pintu-pintu keberkahan, Sinyo mengajak jamaah untuk memaknai kembali kalimat pembuka Al-Qur’an yang seringkali dianggap sebagai bacaan formalitas belaka.

Menurutnya, Bismillah merupakan kunci pembuka bukan hanya bagi setiap amal, melainkan juga bagi perjalanan spiritual manusia dalam meraih ketenangan batin dan kesuksesan dunia-akhirat.

“Kita sering mengucapkan Bismillah di awal makan, bekerja, bahkan sebelum naik kendaraan. Tapi pernahkah kita benar-benar merenungi kekuatan yang terkandung dalam kalimat ini?” ujar Sinyo di hadapan jamaah yang memadati masjid.

Melalui pemaparannya, Sinyo membedah struktur kata Bismillah secara detail, dimulai dari huruf Ba (ب) yang menurutnya bukan sekadar partikel gramatikal, melainkan simbol pintu (باب / baa) dalam dimensi spiritual.

“Huruf Ba itu ibarat gerbang yang membuka akses kepada rahmat Allah. Setiap kali kita ucapkan, kita sebenarnya sedang mengetuk pintu-Nya, memohon izin agar langkah yang kita tempuh diberkahi,” jelasnya.

Tak berhenti di sana, Sinyo juga mengaitkan huruf Ba dengan konsep tempat arahan atau guidance, mengutip makna tempat Arafah sebagai simbol perjalanan haji yang penuh makna.

Lebih jauh, Sinyo menyoroti dua nama agung Allah dalam kalimat Bismillah, Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Menurutnya, dua kata ini mewakili sifat kasih sayang Allah dalam dua dimensi berbeda.

“Ar-Rahman adalah kasih sayang Allah yang bersifat universal, mencakup seluruh alam semesta. Sementara Ar-Rahim adalah kasih sayang yang sangat personal, spesifik untuk hamba-Nya yang beriman,” ungkapnya sambil mengutip Surah Al-Furqan ayat 63 (QS 25:63), yang menekankan sifat pengasih Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang rendah hati.

Menariknya, Sinyo juga membangun analogi kosmik dengan mengaitkan kata Rahim dengan siklus kehidupan yang berhubungan erat dengan konsep bulan, bintang, dan matahari, sebuah siklus yang melambangkan proses penciptaan dan pertumbuhan.

“Dalam rahim seorang ibu terjadi proses penciptaan manusia, sebagaimana dalam alam semesta terjadi siklus yang terus melahirkan kehidupan. Ini adalah rahmat Allah yang terus-menerus bekerja dalam ciptaan-Nya,” ungkap Sinyo.

Salah satu poin kunci yang membuat jamaah tertegun adalah saat Sinyo memperkenalkan konsep cinta fokus, istilah yang ia pakai untuk menggambarkan pentingnya menghadirkan fokus dan cinta dalam setiap tindakan yang diawali dengan Bismillah.

“Mengucapkan Bismillah bukan hanya ritual verbal. Ini adalah penguatan niat, penghadiran kesadaran penuh, dan penegasan cinta kita kepada Allah dalam setiap amal yang kita lakukan,” tegasnya.

Ia menambahkan, fokus ini sangat dibutuhkan di era modern yang penuh distraksi. Menurutnya, generasi muda harus dilatih untuk memulai segala hal dengan kesadaran penuh melalui Bismillah, bukan sekadar menggugurkan kewajiban.

Tak ketinggalan, Sinyo juga mengaitkan pesan Bismillah dengan kearifan lokal melalui konsep tradisi. Ia mengajak jamaah untuk tidak alergi terhadap budaya, melainkan memanfaatkannya sebagai media dakwah yang efektif.

“Melalui tradisi, kita bisa memperkuat pemahaman spiritual. Budaya bukan penghalang agama, justru jembatan untuk memperdalam pemaknaan terhadap ajaran Islam,” ujarnya.

Sebagai penutup, Sinyo menegaskan bahwa setiap lafaz Bismillah adalah Pintu Pembuka yang membawa kita lebih dekat kepada Allah, jika diucapkan dengan penuh penghayatan.

“Ingat, hidup ini adalah perjalanan membuka pintu-pintu kebaikan. Dan kunci pertamanya adalah kalimat ini, Bismillahirrahmanirrahim,” pungkasnya.

Kajian Open The Doors yang berlangsung mendapat respons hangat dari para jamaah. Banyak yang mengaku mendapatkan wawasan baru yang selama ini luput dari perhatian mereka.

“Selama ini saya cuma mengucapkan Bismillah secara otomatis. Baru kali ini saya benar-benar paham setiap hurufnya punya makna mendalam,” ujar seorang jamaah yang hadir, Dani.

Sementara itu, jamaah lain, Masjid Al Ukhuwah BBMC mengapresiasi kehadiran Sinyo Hendrik yang dinilai mampu menghadirkan kajian yang relevan dan menggugah kesadaran spiritual di kalangan masyarakat urban.

“Alhamdulillah, kajian ini membuka mata kita semua. Semoga ke depan bisa rutin menghadiri kajian tematik seperti ini,” ungkap Hendra.(dsn)