News

Masterclass FSAI 2025: Edukasi Pemanfaatan Virtual Reality dan AI dalam Produksi Film

Radar Bandung - 13/06/2025, 01:08 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi
Suasana kegiatan Festival Sinema Australia-Indonesia (FSAI) 2025 di Deakin Lancester University, Kota Bandung, Rabu (11/6/2025).

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Puluhan peserta dari berbagai kalangan mahasiswa dan komunitas film di Kota Bandung mengikuti Festival Sinema Australia-Indonesia (FSAI) 2025 di Deakin Lancester University, Kota Bandung, Rabu (11/6/2025).

FSAI 2025 menawarkan masterclass yang memberikan kesempatan untuk belajar dari sineas berpengalaman dari Australia dan Indonesia. Masterclass ini membahas berbagai aspek perfilman seperti penulisan skenario, penyutradaraan, dan produksi film.

FSAI 2025 kali ini menghadirkan film-film terbaik dari Australia dan Indonesia dan menyelengarakan sesi Masterclass atau workshop berjudul Immersive Screen Experiences: New directions in Virtual Production, VR and AI.

Kegiatan workshop ini menghadirkan Victoria Duckett, Associate Professor Deakin University & Director Deakin Motion Lab dan Amanda Panayotou, Second Secretary, Public Diplomacy Australian Embassy Jakarta.

Amanda Panayotou, Second Secretary Public Diplomacy Kedutaan Besar Australia mengatakan, Masterclass bersama Deakin University Motion Lab sebagai bagian dari FSAI merupakan kesempatan yang luar biasa untuk industri kreatif serta dalam pertukaran dan kemitraan budaya antara Australia dan Indonesia.

“Tahun ini, kami merayakan ulang tahun ke-10 FSAI. Ketika FSAI dimulai satu dekade lalu, ini merupakan inisiatif sederhana untuk menunjukkan kemitraan Australia dan Indonesia melalui kreativitas ekonomi,” ujar Amanda Panayotou.

Menurut Amanda Panayotou, tahun ini mengadakan pemutaran film di 10 kota di seluruh Indonesia yaitu Kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram, Padang, Makassar dan Manado.

“Selama satu dekade, FSAI telah berkembang menjadi platform bagi penonton dan pembuat film Australia dan Indonesia untuk saling terhubung dan belajar,” tuturnya.

kata dia, tahun ini FSAI menampilkan tujuh film terbaik dari Australia dan Indonesia sekaligus menampilkan lima film pendek dari peserta Australia dan peserta kursus singkat Australia sebagai bentuk kolaborasi yang kuat dan berdampak positif pada industri kreatif dua negara.

“Seperti yang disampaikan Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky saat peluncuran media FSAI pada Mei lalu, FSAI telah menjadi agenda penting bagi masyarakat Indonesia-Australia untuk memajukan ekonomi kreatif dan sebagai sektor strategis dalam pembangunan ekonomi,” jelasnya.

“Kedepannya, kami yakin bahwa FSAI akan terus menjadi sebuah wadah untuk menghubungkan pelaku kreatif dan seniman, membangun dialog, serta kolaborasi,” imbuhnya.

Live Update