RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menyalakan bara semangat di jantung ekonomi kreatif. Melalui kebijakan yang lebih ramah terhadap penyelenggaraan konser dan pertunjukan seni, jargon Bandung Lautan Konser tak lagi hanya menjadi slogan belaka, melainkan bakal menjelma menjadi wajah baru kota yang dikenal kaya budaya ini.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menegaskan upayanya menghidupkan kembali denyut ekonomi berbasis seni dan hiburan. Pemkot bersama Polrestabes Bandung telah menyepakati penyederhanaan prosedur perizinan konser, selama seluruh aspek teknis dan keamanan terpenuhi.
“Kami bersama Polrestabes sepakat untuk tidak mempersulit perizinan selama syaratnya lengkap. Karena kegiatan seperti ini mendorong perputaran uang di kota, dan itu harus dimudahkan. Itu sudah komitmen kami,” ungkap Farhan, Minggu (15/6/2025).
Farhan menilai konser bukan sekadar hiburan, melainkan penggerak vital roda ekonomi kreatif. Ia menyebutkan satu gelaran pertunjukan musik mampu menciptakan efek domino ekonomi, mulai dari sektor perhotelan, transportasi, kuliner, hingga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Konser itu menghidupkan kota. Ia menggerakkan ekonomi, menyatukan warga, dan menjadi wadah ekspresi kreatif. Bandung adalah surga konser, dan kami mendukung penuh ruang-ruang seperti ini,” tegasnya.
Pernyataan Farhan juga selaras dengan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang mencatat, sektor ekonomi kreatif menyumbang Rp1.388,81 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sepanjang 2024. Dari angka tersebut, seni pertunjukan, termasuk musik, menjadi salah satu penyumbang utama.
Tak hanya mempermudah perizinan, menurutnya, Pemkot Bandung juga tengah menyiapkan kebijakan insentif fiskal berupa pengurangan pajak untuk konser-konser tertentu, terutama yang berdampak langsung terhadap peningkatan ekonomi lokal. Kebijakan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak promotor nasional maupun internasional untuk menjadikan Bandung sebagai destinasi utama penyelenggaraan konser.
“Kami beri ruang untuk mengajukan diskon pajak bagi konser-konser tertentu, terutama yang memberikan kontribusi langsung bagi perekonomian kota,” tambahnya.
Melalui iklim regulasi yang semakin terbuka, Farhan yakin ekosistem pertunjukan musik di Bandung akan terus tumbuh. Ia menyebut pertumbuhan ini bukan hanya soal jumlah konser, tetapi juga soal penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing sektor ekonomi kreatif, serta penegasan posisi Bandung sebagai poros budaya dan hiburan di Indonesia.
“Bandung punya semua modal talenta, penonton yang haus hiburan, dan infrastruktur yang terus berkembang. Yang dibutuhkan tinggal keberanian mempermudah dan menyambut peluang. Itu yang sedang kami lakukan,” pungkasnya.(dsn)