News

Lulusan SMA dan PHK Bayangi Bandung, Meski Angka Pengangguran Menurun

Radar Bandung - 27/06/2025, 18:20 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Lulusan SMA dan PHK Bayangi Bandung, Meski Angka Pengangguran Menurun
Ilustrasi. Para pencari kerja Freshgraduate dan pekerja berpengalaman di Job Fair Kota Bandung. (Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung mencatat penurunan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang cukup signifikan. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), angka TPT Kota Bandung berhasil ditekan dari 8,8 persen menjadi 7,4 persen pada pertengahan tahun 2025. Namun, di balik kabar baik ini, muncul sejumlah tantangan baru yang patut diwaspadai, terutama menyangkut lulusan SMA dan potensi efek domino dari gelombang kecil pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Kota Bandung, Andri Darusman menjelaskan data ini menunjukkan upaya kami mulai membuahkan hasil, tapi kami tidak boleh lengah, meski mengalami penurunan, jumlah pengangguran di Kota Bandung masih cukup tinggi.

Menurutnya, Kadisnaker mencatat, rentang angka penganggur saat ini berada di kisaran 100 ribu hingga 300 ribu orang. Jumlah ini dinamis tergantung waktu, wilayah, dan pergerakan dunia usaha.

“Penurunan ini patut disyukuri, tetapi kami tidak bisa menutup mata terhadap tantangan baru. Salah satunya adalah lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi dan belum masuk ke dunia kerja,” ujar Andri, Jumat (27/6/2025).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan data dari BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan per Juni 2025, sebanyak 966 orang di Kota Bandung telah mengajukan klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan akibat PHK. Jumlah ini tergolong kecil dibanding masa pandemi, namun tetap menjadi indikator sektor ketenagakerjaan belum sepenuhnya stabil.

“PHK memang tidak masif seperti dulu, tapi tetap jadi sinyal yang harus kami waspadai. Terutama pada sektor padat karya dan industri padat modal,” ujarnya.

Tantangan lain yang kini mengemuka adalah gelombang lulusan SMA yang memilih tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Meski data finalnya masih menunggu rekap akhir tahun, tren ini sudah terlihat dari laporan lapangan.

“Banyak yang memilih bekerja langsung, tapi belum punya skill. Kalau tidak diintervensi dengan pelatihan, ini bisa jadi sumber pengangguran terselubung,” tegas Andri Darusman.

Ia menambahkan sebagai solusi, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung terus mendorong pelatihan kerja berbasis kompetensi. Berbagai program telah disiapkan, mulai dari pelatihan keterampilan dasar hingga pelatihan lanjutan berbasis teknologi digital.

“Pelatihan bukan hanya solusi jangka pendek, tapi juga investasi jangka panjang. Kami ingin mencetak tenaga kerja yang siap bersaing, baik di dalam maupun luar negeri,” jelasnya.

Andri juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan. Menurutnya, penanganan pengangguran tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.

“Penurunan angka pengangguran ini baru permulaan. Kita butuh orkestrasi semua pihak agar target ketenagakerjaan bisa benar-benar tercapai,” pungkasnya.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.