News

Perseteruan di Bandung Zoo, Karyawan Tuntut Bukti Legalitas Pengelola Baru

Radar Bandung - 03/07/2025, 22:18 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Suasana Bandung Zoo. (Taofik Achmad Hidayat/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Perseteruan antara karyawan Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) dengan pihak manajemen Taman Safari Indonesia (TSI) yang mengaku sebagai pengelola sah Bandung Zoo terjadi, Rabu (2/7/2025) malam.

Oknum dari pihak TSI, yang kemudian diketahui sebagai Red Guard Security (perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengamanan) menduduki Bandung Zoo hingga berujung perkelahian dengan para karyawan.

“Jadi malam itu akhirnya, sekitar 80 karyawan adu mulut dan adu fisik dengan security yang disewa oleh Taman Safari, yaitu Red Guard Security,” ungkap Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafii saat dikonfirmasi, Kamis (3/7/2025).

Ketua SPMD, Yaya Suhaya mengungkapkan aksi yang dilakukan karyawan bukan sekadar aksi biasa. SPMD menuntut satu hal mendasar yakni kejelasan legalitas pengelola kebun binatang yang saat ini berada di bawah manajemen TSI.

“Sejak mereka (manajemen TSI) masuk pada 20 Maret 2025, tidak ada satupun dokumen resmi yang bisa menunjukkan bahwa TSI memiliki legalitas yang sah dalam mengelola Bandung Zoo,” ucap Yaya.

“Ternyata yang bisa menunjukkan adalah pihak Margasatwa Tamansari, yaitu cucu dari pendiri Kebun Binatang Bandung (Raden Emma Bratakusuma) yang bernama Gantira Bratakusuma” ujar Sulhan.

Serikat Pekerja merasa tidak nyaman bekerja dibawah TSI karena tidak memiliki legalitas yang sah. Yaya mewakili Serikat Pekerja Mandiri Derenten menyatakan kalau pun harus ada pengelola yang baru sebaiknya diurus sesuai dengan mekanisme yang benar. Sejak awal Serikat Pekerja membuat perjanjian kontrak kerja dengan Yayasan Margasatwa Tamansari bukan TSI.

Selain itu, penyalahgunaan wewenang oleh TSI menyebabkan 7 satwa mati. Sistem pembayaran tiket juga mengalami perubahan dari yang tadinya cashless menjadi pembayaran tunai.

“Akhirnya bertumpuklah uang milyaran di ruang keuangan. Kita perlu mengamankan uang cash tersebut. Karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan,’’ ujar Sulhan.

Lebih lanjut Sulhan mengungkapkan pihak TSI hendak meminta uang tersebut untuk membayar Red Guard. Akibatnya, turut terjadi keributan di depan ruang keuangan sehingga menyebabkan luka di dahi Gantira, selaku Pembina Yayasan Margasatwa Tamansari.

“Saya adalah pemilik yang sah,” tegas Gantira seraya mengamankan ruang keuangan pada malam itu.(mg1/2/3)