RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Kemacetan lalu lintas masih menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi Kota Bandung hingga pertengahan 2025. Jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat, sementara kapasitas jalan tetap, menjadi penyebab utama kondisi ini.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengungkapkan saat ini terdapat sekitar 2,3 juta kendaraan pribadi yang beroperasi di kota dengan jumlah penduduk sekitar 2,6 juta jiwa.
“Tidak mungkin kita menambah jalan di kota dengan keterbatasan ruang seperti Bandung,” ujar Farhan saat ditemui usai menghadiri kegiatan resmi, Cibuntu, Kota Bandung, Jumat (4/7/2025).
Menurutnya, pendekatan penyelesaian masalah kemacetan tidak bisa lagi bertumpu pada pembangunan infrastruktur jalan baru. Sebaliknya, Farhan menyebut solusi utama terletak pada penguatan sistem transportasi massal yang terintegrasi.
Ia mengungkapkan salah satu langkah konkret yang tengah digarap adalah pembangunan sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang disebut sebagai program kolaboratif antara Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Pusat, dan World Bank.
“Kita bersama pemerintah pusat, provinsi, dan World Bank akan membangun BRT. Mudah-mudahan bisa segera terealisasi,” ungkap Farhan.
Ia pun menjelaskan sistem BRT dikenal sebagai moda transportasi yang memiliki jalur khusus sehingga dapat beroperasi lebih cepat, efisien, dan tidak terhambat kemacetan. Saat ini, enam koridor BRT milik Pemprov Jawa Barat sudah melayani kawasan Bandung Raya. Kota Bandung pun tengah merancang jalur Dedicated Lane tersendiri.
“Untuk rute BRT Kota Bandung, kita sudah siapkan jalur dari Alun-Alun menuju Cibeureum, Kiaracondong, dan Tegalega. Kita perkirakan butuh sekitar 400 unit bus untuk mencakup kebutuhan warga,” jelasnya.
Lebih lanjut, menurutnya pembangunan sistem transportasi massal ini tidak lepas dari komitmen anggaran yang cukup besar. Farhan menyebutkan sekitar Rp300 miliar untuk memperbaiki infrastruktur transportasi publik secara menyeluruh.
Selain proyek BRT, ia menambahkan Pemerintah Kota Bandung juga tengah merintis inisiatif lain, yakni program Angkot Pintar. Program ini merupakan upaya revitalisasi angkutan kota agar lebih modern, terjadwal, dan ramah pengguna.
“Sekarang kita masih dalam tahap uji coba. Kita sedang lakukan studi kelayakan apakah program ini betul-betul bisa diterapkan dan bermanfaat,” jelas Farhan.(dsn/mg1/2/3)