News

Hari Anak Nasional, Pemkab Bandung Masih Dihadapkan Kasus Kekerasan Anak dan Stunting yang Tinggi

Radar Bandung - 23/07/2025, 16:21 WIB
D
Darmanto
Tim Redaksi
Anak-anak belajar bersama di Masjid Al Ihsan, Soreang Kabupaten Bandung. (eko sutrisno/radar bandung)

RADARBANDUNG.ID, SOREANG — Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Kabupaten Bandung diwarnai catatan kritis terkait masih tingginya angka kekerasan terhadap anak.

Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Disdalduk PPA) mengakui bahwa persoalan perlindungan anak masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.

Kepala Disdalduk PPA Kabupaten Bandung, Muhamad Hairun, menyatakan bahwa sepanjang tahun 2024 tercatat 132 kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan ke pihak kepolisian. Angka itu diyakini lebih rendah dari realita kasus yang sebenarnya ditangani pihaknya.

“Sebagian besar merupakan kasus kekerasan seksual. Jumlah kasus yang kami tangani lebih dari 132,” ujarnya saat peringatan HAN 2025, Rabu (23/7/2025).

Tema HAN 2025 adalah “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, namun tantangan di lapangan menunjukkan masih lemahnya sistem perlindungan anak. Selain kekerasan, masalah stunting dan penyalahgunaan narkotika juga menjadi sorotan.

“Meski ada penurunan 5 persen, prevalensi stunting di Jawa Barat masih tinggi. Kita harus menurunkannya hingga target 17 persen tercapai,” ujar Hairun.

Permasalahan lain yang dihadapi adalah dampak negatif penggunaan gawai, serta penyalahgunaan obat-obatan di kalangan anak.

“Ini juga tak kalah penting, dimana penggunaan gadget kadang menjadi satu hal yang berbahaya bagi pendidikan dan kesehatan anak,” ujar dia.

Ia menilai perlu adanya integrasi lintas sektor seperti Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, serta aparatur desa dan kecamatan untuk mengatasinya.

“Kasus anak banyak terjadi di lingkungan keluarga. Maka, ketahanan dan keharmonisan keluarga harus diperkuat,” tegasnya.
Puncak peringatan HAN 2025 tingkat Kabupaten Bandung dijadwalkan berlangsung pada 7 Agustus di Desa Neglasari, Kecamatan Ibun.

Acara akan melibatkan pelayanan kesehatan, pemberian makanan tambahan, sosialisasi pencegahan pernikahan dini, serta lomba kreatif anak yang diikuti Forum Anak Daerah.

Meski berbagai program digulirkan, tingginya angka kekerasan terhadap anak menunjukkan bahwa perlindungan anak belum menjadi sistem yang efektif di Kabupaten Bandung. (kus)