News

Lewat Syariah Financial Fair, BSI Pacu Literasi dan Inklusi Syariah di Bandung

Radar Bandung - 03/08/2025, 15:07 WIB
AH
AR Hidayat
Tim Redaksi
Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) (tengah), Bob T Ananta menghadiri acara pembukaan acara Syariah Financial Fair di Trans Studio Mall, Kota Bandung, Sabtu (2/8).

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) turut serta dalam dalam Syariah Financial Fair (SYAFIF). Literasi dan inklusi keuangan syariah yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Bandung tersebut digelar 2-3 Agustus 2025.

BSI sebagai salah satu pemain utama perbankan syariah di Indonesia, siap ambil peran mengakselerasi potensi keuangan syariah secara optimal.

Terlebih tingkat literasi Indeks literasi keuangan syariah di Indonesia pada tahun 2025 sudah mencapai 43,42 perse. Sedangkan inklusi keuangan syariah baru mencapai 13,41 persen.

Wakil Direktur Utama BSI Bob T.Ananta mengatakan, melalui SYAFIF 2025 ini pihaknya siap berkolaborasi dengan OJK dan stakeholders lainnya untuk bersama mengoptimalkan peran bank syariah sebagai akselerator percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Inovasi layanan yang inklusif,modern, digitalisasi perbankan dan juga akses perbankan syariah yang mudah dijangkau menjadi fokus kami untuk penetrasi inklusi syariah di tahun ini. Kami juga menyasar seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai kebutuhan pengelolaan finansial yang mumpuni”, ujarnya.

Perseroan turut aktif mendorong literasi dan penetrasi di semua lapisan masyarakat. Tercatat pada semester I 2025 BSI telah melakukan program literasi di lebih dari 274 kegiatan sekolah tersebar di seluruh Indonesia, dan telah melaksanakan 318 kegiatan edukasi digital yang dipublikasikan melalui platform  instagram,X dan facebook.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menegaskan pentingnya peran sektor keuangan syariah dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
“Keuangan syariah adalah pilar penting perekonomian. Potensi besar ini harus dioptimalkan agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tapi juga pemain utama industri keuangan syariah,” ujar Friderica. (arh)

Live Update