RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertemu dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk membahas kerja sama strategis antara pemerintah pusat dan daerah. Pertemuan ini menjadi momentum kolaborasi guna mendorong pertumbuhan sektor pertanian, hilirisasi, dan peningkatan ekonomi.
“Ini adalah bagian dari kolaborasi antara pemerintah pusat dengan daerah untuk mendorong pertumbuhan pertanian, hilirisasi, dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Dedi Mulyadi usai pertemuan.
Selain membicarakan penguatan sektor pertanian, Dedi mengungkapkan adanya peluang besar penciptaan lapangan kerja di Jawa Barat. Menurutnya, sekitar 23.000 tenaga terampil akan direkrut untuk mendukung berbagai program dan investasi yang masuk.
Dedi memaparkan, salah satu investasi besar akan masuk ke Kabupaten Subang dari dua perusahaan otomotif ternama, VinFast dan BYD. Namun, ia menyoroti status Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di kawasan tersebut yang perlu penyelarasan.
“Tadi sudah disebutkan di areal itu ada kalimat LP2B, tetapi sesungguhnya areal sawahnya sudah tidak ada. Namun, kalimat LP2B-nya masih ada di peta data tata ruang,” jelasnya.
Untuk itu, Dedi menegaskan perlunya solusi agar investasi tetap berjalan tanpa mengurangi luasan lahan pertanian. Ia menyebut mendapat rekomendasi strategis untuk mengganti lahan pertanian yang terdampak hingga tiga kali lipat dari luasan awal.
“Jadi kalau ada areal LP2B seluas 200 hektare, maka nanti disiapkan 600 hektare sawah baru,” bebernya. Dedi memastikan proses ini dilakukan cepat dan seluruhnya berada di wilayah Jawa Barat. Lokasi pengganti kemungkinan disiapkan di Kabupaten Indramayu karena letaknya dekat dengan Subang.
Menurut Dedi, di Indramayu banyak areal yang sudah ditanami padi tetapi belum terbentuk cetak sawah. Lahan tersebut masih mengandalkan sistem tadah hujan seperti gogoranca. “Kalau ini dioptimalkan, akan menjadi sawah produktif yang menopang ketahanan pangan,” ujarnya.
Selain itu, Gubernur Jabar juga menyoroti lahan-lahan kosong milik PTPN. Ia berencana mengembalikan fungsi lahan tersebut sesuai peruntukan awal. “Kita akan kembalikan fungsinya menjadi fungsi perkebunan. Teh kembali teh, kopi kembali kopi, kemudian karet kembali karet. Namun, semua akan diintegrasikan dengan kepentingan pertanian,” pungkasnya.
(dbs)