News

Sekolah Siaga Bencana, Ratusan Siswa Jalani Sosialisasi Simulasi Gempa

Radar Bandung - 28/08/2025, 18:39 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Kepala Disdik Kota Bandung, Asep Saeful Gufron di Jl. Kesatriaan, Kota Bandung, Kamis (28/8). (Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Sosialisasi dan simulasi tanggap bencana gempa bumi diikuti ratusan siswa dan guru SMP Negeri 1 Kota Bandung, kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga sekolah menghadapi potensi gempa bumi yang sewaktu-waktu bisa mengguncang Kota Bandung.

Kepala Disdik Kota Bandung, Asep Saeful Gufron mengapresiasi inisiatif tersebut dan menegaskan pendidikan kebencanaan harus terus diperluas ke seluruh sekolah.

Ia mengingatkan Kota Bandung berada di jalur rawan gempa akibat keberadaan Sesar Lembang. Berdasarkan informasi BPBD, potensi gempa di kawasan tersebut bisa mencapai magnitudo 6 hingga 7 pada skala Richter.

“Risiko gempa di Bandung sangat tinggi, sehingga pemahaman sejak dini sangat penting. Melalui simulasi ini, siswa diajarkan cara menyelamatkan diri, misalnya berlindung di bawah meja kokoh. Tanpa edukasi, anak-anak bisa panik dan itu justru berbahaya,” ujar Asep saat ditemui di Jl. Kesatriaan, Kota Bandung, Kamis (28/8/2025).

Asep menjelaskan kegiatan serupa sebelumnya telah digelar di BPK Penabur, dan akan dilanjutkan ke SMPN 49 serta sekolah-sekolah lain, khususnya di wilayah padat penduduk.

“Kami akan prioritaskan kawasan yang tingkat risikonya tinggi. Bandung termasuk daerah rawan bencana, jadi selain berdoa, kita harus siap menghadapi kemungkinan terburuk,” tegasnya.

Kepala SMPN 1 Kota Bandung, Suratman menambahkan ini merupakan kali pertama sekolahnya melaksanakan simulasi dan sosialisasi penanganan gempa secara komprehensif di tahun 2025. Sebagai langkah awal, pihak sekolah membentuk tim manajemen bencana melalui Surat Keputusan (SK) khusus agar siap melakukan tindakan cepat bila gempa benar-benar terjadi.

“Seluruh siswa dan guru diberikan edukasi secara bersamaan supaya pemahamannya merata. Alhamdulillah, kegiatan ini tidak mengganggu proses belajar karena sudah menjadi bagian dari kurikulum nasional. Kami juga mendapatkan buku panduan dari BPBD yang sangat membantu,” kata Suratman.(dsn)