RADARBANDUNG.id, KABUPATEN BANDUNG – Hujan instensitas tinggi mengakibatkan 11. 659 kepala keluarga (KK) atau 40.844 jiwa di Kabupaten Bandung menjadi korban banjir.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Enjang Wahyudin, mengungkapkan, ada lima kecamatan terendam banjir: Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek dan Majalaya.
Banjir pada masing-masing wilayah itu memiliki ketinggian air berbeda. “Selain rumah juga ada beberapa fasilitas umum yang terendam,” ungkap Enjang, Minggu (26/1).
-
Banjir Kabupaten Bandung redam rumah hingga berbagai fasilitas umum
Adapun rincian lokasi banjir Kabupaten Bandung yakni: pertama, Dayeuhkolot terdapat dua desa yang terendam banjir, yaitu Desa Dayeuhkolot yang terdiri dari 14 RW dan dua jalan raya dan Desa Citeureup yang terdiri dari sembilan RW dan satu jalan.
”Untuk faslititas umum pada Kecamatan Dayeuhkolot yang terendam banjir tujuh masjid dan tiga sekolah dasar,” sebutnya.
Kedua, pada Kecamatan Baleendah satu kelurahan terendam banjir yaitu Andir yang terdiri dari sepuluh RW dan tiga jalan raya.
Sedangkan fasilitas umum yang terendam banjir di Baleendah 2.160 rumah, 20 masjid, delapan TK dan satu sekolah.
”Ketiga, Kecamatan Bojongsoang ada satu desa terendam banjir, yaitu Bojongsari terdiri dari tujuh RW dan untuk fasilitas umum tiga rumah ibadah dan satu sekolah,” ucapnya.
Keempat, Kecamatan Rancaekek, terdapat satu desa terendam yaitu Sukamanah. Kelima, Majalaya terdapat satu jalan raya yaitu Jalan laswi yang terendam banjir 10-25 cm.
“Total keluarga korban banjir di Dayeuhkolot, Baleendah, Rancaekek, dan Bojongsoang 11. 659 KK. Jadi 40.844 jiwa,” ujar Enjang.
-
Pengungsian korban banjir Kabupaten Bandung
Untuk pengungsian, BPBD melakukan evakuasi di Baleendah ke gendung Inkanas, dan terdapat posko-posko yang tersebar. Sedangkan bantuan, BPBD menyediakan lima unit perahu karet, tujuh unit perahu fiber, tiga unit perahu alumunium, dua unit tenda peleton, dua unit mesin pompa air.
“Kita sediakan 35 dus mie instan, 50 dus air mineral, 78 lembar selimut, 50 paket sembako, 59 lembar matras,” jelas Enjang.
Salah seorang warga korban banjir, Halus (60), terpaksa mengungsi ke Gedung Yayasan Pendidikan Islam Al-Harus, karena rumahnya terendam banjir setinggi pinggul orang dewasa.
“Sudah dari Sabtu sore, takut airnya makin tinggi,” ucap Halus.
Halus menyinggung pembangunan Curug Jompong dan Kolam Resapan Air Cieunteung yang tak berefek apapun terhadap banjir.
Menurutnya, kedua pembangunan itu tidak dapat mengurangi banjir apalagi menghilangkan banjir. “Apalagi kalau air di Cieunteung penuh, pasti larinya ke rumah warga,” tutur Halus.
Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Bandung, Cecep Suhendar menyoroti banjir Rancaekek yang volumenya lebih besar daripada banjir sebelumnya. Menurutnya, banjir dua kali lipat dari biasanya.
“Hal ini terbukti beberapa desa langganan banjir, kini debit airnya lebih tinggi dari biasanya,” tegas Cecep.
Baca Juga: Kab. Bandung Banjir Lagi, Rendam 24 Ribu Rumah, 3.298 Warga Mengungsi
Menurut Cecep, banjir Desa Sukamanah Rancaekek karena desa tersebut berada pada empat muara sungai di Rancaekek yaitu Cikijing,Cimande, Citarik dan Cikeruh. Adanya alih fungsi lahan memperparah kondisi.
“Yang tadinya sebagai lahan genangan air, kini menjadi urugan tanah setinggi tujuh meter, untuk rel kereta cepat,” kata Cecep.