RADARBANDUNG.id – Tradisi mudik lebaran ke kampung halaman setiap tahun menjadi ikon masyarakat Indonesia, dan menjadi suatu keharusan bagi perantauan di daerah perkotaan Jakarta dan sekitarnya. Warga perantauan berbondong-bondong mudik ke kampung halaman ke berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur maupun Jawa Barat.
Mudik menggunakan transportasi sepeda motor, merupakan salah satu bagian bagi para pemudik dengan membawa barang bawaan di bagian belakang dan depan motor. Tak terlepas tulisan-tulisan pembawa pesan ditempel di bagian belakang bawaan dari kardus.
Tulisan yang terbilang cukup unik itu seringkali menjadi hiburan tersendiri bagi pemudik lain yang membacanya dari belakang. Seperti tulisan “Mudik lah, jangan terlalu sibuk mengejar harta di dunia. Ingatlah, bapak ibu tidak bisa dibeli. Pulangnya selagi ada orang tua yang bisa dicium tangannya. Alon alon asal butul. Selamat sampai tujuan”.
Ratno Pamungkas (35) salah satu Pemudik pembawa pesan tujuan Purwokerto mengatakan, hal itu dilakukan untuk memberi pesan kepada teman-temannya yang mudik. Lebih baik bertemu kedua orang tua selagi ada.
“Pesan itu untuk mengingtakan kepada teman yang merantau diperkotaan, untuk pulang kampung sungkem dengan kedua orang tua,” ungkap Ratno bersama Istrinya, di SPBU Jalan Baru Tanjungpura, Karawang, Minggu (2/6).
Menurut Ratno, tulisan itu untuk mengingatkan kepada teman-teman yang sama mudik untuk lebih berhati-hati selama perjalanan menuju pantura Jawa. Menjaga jarak demi keselamatan hingga sampai ke tujuan di kampung halaman.
“Pesan lainnya dengan membaca tulisan itu, supaya berhati-hati selama perjalanan,” tandasnya.
Hal yang sama dengan pemudik yang lain yakni Andis (25). Tulisan yang lebih nyeleneh, ditulis pemudik Ancol-Kendal ini. Tunggangan kuda besinya cukup prihatin mengingat mudik tahun ini masih jomblo dan belum bisa bawa mantu ke kekampung halaman.
“Mak anakmu mulih, ojo takon aku kapan rabi. Nekad puter walik, rantau neh aku. #Ancol-Kendal” tulisnya.
Andis mengaku, sudah dua kali mudik sejak 2018 dan mudik tahun ini belum bisa membawa istri selama merantau di perkotaa. Pesan itu ditujukan kepada orang tuanya bahwa ia belum membawa istri.
“Iya itu sengaja ditulis, dan memang pulang kampung halaman belum juga bersama perempuan yang diharapkan ibu,” pungkasnya.
(gan)